Selasa 10 Mar 2020 19:24 WIB

Warga Inggris dengan Gejala Ringan Corona Diminta di Rumah

Warga Inggris yang mengalami infeksi saluran pernapasan minor diminta isolasi diri.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Virus Corona (ilustrasi).(www.freepik.com)
Foto: www.freepik.com
Virus Corona (ilustrasi).(www.freepik.com)

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Orang-orang dengan gejala virus corona yang ringan di Inggris dapat diminta untuk berada di rumah mereka masing-masing. Menurut seorang kepala penasihat medis Pemerintah Inggris Chris Witty, bahkan sekalipun tanda-tanda infeksi saluran pernapasan yang ada sangatlah minor atau sedikit, serta hanya ada demam, maka mereka harus segera mengisolasi diri. 

 

Baca Juga

 

Sebelumnya, Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon memperingatkan karantina di rumah masing-masing bagi orang-orang dengan gejala virus corona yang ringan. Ia mengatakan ada kemungkinan peningkatan yang tak terhindarkan dari sebuah wabah virus. 

 

 

Saat ini, ada 23 kasus virus corona yang dikonfirmasi di Skotlandia. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dan universitas, serta pembatalan acara publik yang besar dapat dilakukan oleh negara konstituen Britania Raya itu . 

 

 

Demikian dengan para karyawan perusahaan yang akan diminta untuk bekerja dari rumah masing-masing dan dilarang untuk menggunakan transportasi umum. Sejauh ini di Skotlandia, hanya orang-orang dengan gejala serius dari kemungkinan COVID-19 yang diminta untuk mengisolasi diri. 

 

 

Meski demikian, kebijakan itu dapat berubah oleh Pemerintah Skotlandia, yakni mereka yang juga menunjukkan gejala ringan harus mengisolasi diri dalam waktu 10 hingga 14 hari. Surgeon mengatakan pada tahap tertentu, meminta orang-orang yang memiliki kondisi seperti ini tetap di rumah adalah salah satu hal yang mungkin diharapkan publik secara keseluruhan. 

 

 

"Untuk melakukan itu sekarang, yang tidak kami anjurkan, tidak akan tepat karena saat ini sebagian besar orang dengan gejala ringan tidak akan memiliki virus corona, tetapi selama beberapa minggu ke depan ini dapat berubah dan karena itu gejala ringan dapat menjadi lebih indikatif,” ujar Sturgeon.

 

 

Sturgeon mengatakan setiap perubahan dalam saran kepada publik didasarkan pada penelitian ilmiah terlebih dahulu. Sebelumnya, langkah membatalkan acara berskala besar dan menutup sekolah-sekolah di Skotlandia dinilai belum tepat untuk dilakukan. Meski demikian, kebijakan itu akan tetap dalam peninjauan. 

 

 

Universitas West of Scotland telah mengkonfirmasi bahwa satu orang dari kampus Lanarkshire di Hamilton telah dinyatakan positif. Kemudian berikutnya adalah Stewart Dental Practice (praktek dokter gigi) di Cumbernauld yang dilaporkan ditutup sementara sebagai tindakan pencegahan setelah adanya kasus infeksi COVID-19 yang diidentifikasi di sana. Kemudian, dua kasus virus corona lainnya di Skotlandia ada di Lothian serta dua di Shetland.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement