Rabu 11 Mar 2020 01:02 WIB

Polres Sikka Ikut Turun Tangan Berantas Sarang Nyamuk

Polres Sikka membantu mencegah penyebaran penyakit DBD

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang kader Ibu Memantau Jentik (Bumantik) menempelkan stiker bebas jentik nyamuk di salah satu rumah warga saat Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Ilustrasi
Foto: Antara/Moch Asim
Seorang kader Ibu Memantau Jentik (Bumantik) menempelkan stiker bebas jentik nyamuk di salah satu rumah warga saat Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Kepolisian Resor Sikka, Nusa Tenggara Timur mengerahkan 54 personelnya untuk membersihkan sampah yang ada di perkampungan Nelayan Wuring Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat. Langkah ini dilakukan dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten Sikka.

"Jadi kegiatan yang kami lakukan siang hari ini dalam rangka mendukung instruksi dari bupati soal PSN di seluruh kecamatan di kabupaten Sikka dalam rangka mencegah penyebaran nyamuk aedes aegypti di daerah ini," kata Kasat Sabhara Polres Sikka Iptu Mesakh Yohannes, Selasa (10/3).

Baca Juga

Ia mengatakan kasus DBD yang ada di Kecamatan Alok Barat sebenarnya berada di urutan keempat dari dengan jumlah kasus DBD mencapai 113 kasus. Sementara dari empat kelurahan di kecamatan itu, satu kelurahan yakni kelurahan Wolomarang jumlah kasusnya mencapai 68 kasus. Kasus DBD di Wolomarang cukup banyak mengingat daerah itu berada persis di pesisir pantai dan rumahnya adalah rumah panggung.

"Kegiatan bersih-bersih sampah dalam rangka mencegah penyebaran DBD ini akan terus kami lakukan selama 14 hari ke depan dalam rangka mendukung program pemerintah," tuturnya.

Mesakh mengatakan Polres tak hanya turun langsung meminimalisir kasus DBD di kabupaten itu. Polres setempat juga melakukan bimbingan dan penyuluhan dalam upaya memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk secara sadar menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Lurah Wolomarang Thomas Parera mengaku bersyukur karena pihak kepolisian setempat turun langsung dan membantu proses pencegahan penyebaran DBD. "Memang warga di Kelurahan Wolomarang ini cukup padat, jumlah warganya mencapai kurang lebih 8.000 lebih. Dengan banyaknya warga dan kondisi daerah yang padat pemukiman tentunya sangat riskan akan penyebaran virus DBD ini," tutur dia.

Menurut Thomas kerja bakti bersama antara anggota kepolisian dan warga sekitar mampu meminimalisir penyebaran DBD di daerah itu. Sampai saat ini jumlah kasus DBD di Kabupaten Sikka terus bertambah.

Sampai dengan Selasa (10/3) siang jumlah kasus DBD di Sikka mencapai 1.195 kasus. Warga yang meninggal mencapai 14 orang didominasi oleh anak-anak usia 15 tahun ke bawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement