Selasa 10 Mar 2020 21:40 WIB

Corona Porak Porandakan Rantai Pasokan Elektronik Dunia

Industri elektronik Indonesia terkena imbas melambatnya impor dari Cina

Rep: Warta Ekonomi/ Red: Stevy maradona
Perakitan Ponsel Pintar (ilustrasi)(VOA)
Foto: VOA
Perakitan Ponsel Pintar (ilustrasi)(VOA)

WE Online, Jakarta -- Virus corona berdampak pada perekonomian Indonesia, khususnya perdagangan ekspor-impor. Direktorat Jenderal dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, pada pekan terakhir Februari, devisa impor Indonesia ke China anjlok sampai 51%--turun sekitar US$485 juta (sekitar Rp6,9 T) daripada pekan terakhir Januari US$948 juta (sekitar Rp13,6 T).

Impor komputer, mesin, semimanufaktur, tekstil, dan ponsel menurun signifikan. Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menyebut, corona membuat rantai pasokan bahan baku industri hingga 30% karena selama ini pasokan mengandalkan China.

"Ini untuk pertama kalinya terganggu karena rantai pasok dari China berkontribusi 30% secara global," kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, dilansir Selasa (10/3/2020).

Kelompok riset DBS Group Research pun menjabarkan dampak berlapis dari penyebaran virus corona, khususnya dari segi rantai pasokan elektronik. Sebab di negara itu, kawasan produsen elektronik lah yang paling terdampak corona, seperti Provinsi Guangdong tempat pabrik ponsel seperti Huawei. Sejumlah pabrik pun terpaksa ditutup.

Pabrik baru dibuka lagi secara terbatas pada pertengahan Februari. Sejumlah laporan menyebut, "perusahaan elektronik China yang beroperasi jauh di bawah kapasitas normal, yakni sekitar 30%-50%."

Selain China, penyebaran virus di Korea Selatan pun melonjak drastis, khususnya di kawasan Daegu dan sekitarnya. Provinsi Gyeongbuk, pusat dari pabrik ponsel pintar, TV, dan produk elektronik seperti Samsung dan LG juga terancam karena keberadaan wabah.

Namun, Korsel tak mengeluarkan kebijakan penutupan pabrik seperti China. "Justru, secara sukarela, LG dan Samsung dengan produksi ponsel pintar selama 2-3 hari pada akhir Februari," kata Analis Tim Riset DBS.

 

Lubang Besar di Industri Elektronik Dunia Karena Corona

Perusahaan-perusahaan China berperan penting dalam memasok komponen elektronik kelas menengah ke bawah dunia. Di Asia, Korsel dan Taiwan mengandalkan Negeri Tirai Bambu sebagai hilir perakitan elektronik. Buktinya, 70% ekspor barang setengah jadi di sektor elektronik ditujukan ke pasar China.

Di sisi lain, India, Indonesia, Thailand, dan Vietnam juga bergantung pada China sebagai hulu komponen elektronik. Ada sekitar 40%-60% impor barang setengah jadi dari sektor elektronik China yang dilakukan negara-negara berkembang itu.

Begitu pula dengan Korsel yang memasok chip memori dan panel layar terpenting dunia. Negeri Ginseng memegang 70% saham di pasar DRAM global dan 45% di pasar NAND Flash. China dan Vietnam mengandalkan pasokan suku cadang dan komponen dari Korsel.

Statistik mencatat, hampir 30% impor barang setengah jadi di sektor elektronik China yang berasal dari Korsel, sedangkan Vietnam butuh 24% impor.

Sampai saat ini, perusahaan China masih berjuang memproduksi teknologi secara normal kembali. Selama 1-2 bulan ke depan, mereka masih akan merasakan efek domino corona. Yang pasti, jika kondisi Korsel tak membaik, pemulihan produksi elektronik China pun akan terlambat.

sumber : Warta Ekonomi
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement