Selasa 10 Mar 2020 22:21 WIB

Permintaan Elpiji di Kota Cirebon Naik

Warga mengalami kesulitan mencari elpiji.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja menurunkan tabung gas elpiji tiga kilogram dari truk di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1).(Thoudy Badai_Republika)
Foto: Thoudy Badai_Republika
Pekerja menurunkan tabung gas elpiji tiga kilogram dari truk di salah satu pangkalan di Jalan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/1).(Thoudy Badai_Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Warga di sejumlah lokasi di Kota Cirebon mengeluhkan sulitnya memperoleh gas elpiji 3 kg. Jikapun ada, harganya lebih mahal dari biasanya.

Hal itu seperti yang dialami seorang warga Cangkring, Kelurahan/Kecamatan Kejaksan, Rani. Dia mengaku sudah berkeliling ke warung-warung di sekitar rumahnya untuk mencari gas elpiji 3 kg.

Baca Juga

‘’Tapi semuanya kosong,’’ ujar Rani, Selasa (10/3).

Rani akhirnya baru menemukan warung yang menjual gas elpiji 3 kg di salah satu warung yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya. Namun, gas elpiji kg itu dijual dengan harga Rp 24 ribu per tabung. Padahal, biasanya dia membeli gas tersebut hanya seharga Rp 22 ribu per kg.

‘’Biarlah lebih mahal, yang penting ada,’’ tukas Rani.

Hal serupa juga dialami warga Cangkring lainnya, Nurul. Dia pun harus berkeliling ke banyak warung dan toko untuk mencari gas elpiji 3 kg. Hal tersebut sangat menyulitkannya karena gas elpiji 3 kg sangat dibutuhkannya untuk memasak setiap hari.

‘’Saya baru dapat gas di dekat kawasan Bima, lumayan jauh dari rumah,’’ keluh Nurul.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kota Cirebon, Maharani Dewi,  mengungkapkan, pasokan gas elpiji 3 kg kedi Kota Cirebon sebenarnya  normal. Adanya keluhan masyarakat terkait sulitnya memperoleh pasokan elpiji bersubsidi tersebut dikarenakan meningkatnya permintaan.

Maharani menjelaskan, musim hujan membuat sejumlah pedagang makanan mengalami peningkatan permintaan. Kondisi itu akhirnya berdampak pada meningkatnya pemakaian gas elpiji 3 kg.

‘’Jadi yang terjadi saat ini dikarenakan tingginya permintaan,’’ ucap Maharani.

Maharani mengakui, harga gas elpiji 3 kg di tingkat eceran memang mengalami kenaikan menjadi di kisaran Rp 23 ribu per tabung. Namun di tingkat pangkalan, harganya masih tetap sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp 16 ribu per tabung.

Ketika ditanyakan mengenai penambahan kuota elpiji 3 kg, Maharani mengungkapkan, hal itu biasanya hanya berlaku saat  hari besar seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru. Namun, pihaknya telah berkoordinasi dengan Hiswana Migas sehingga diharapkan permasalahan tersebut bisa tersampaikan ke Pertamina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement