REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zein Umar bin Smith menuturkan, seorang dai harus menyampaikan dakwah dengan ikhlas dan menjaga dirinya dari sifat sombong. Menurut dia, dakwah yang disampaikan dengan ikhlas lebih mengena di hati jamaahnya.
Dakwah seperti itulah yang menurut Habib Zein bisa mengubah seseorang yang semula, misalnya tidak baik kemudian menjadi baik. Dengan berdakwah secara ikhlas, maka juga akan mudah diterima oleh jamaahnya.
"Mungkin apa yang disampaikan itu bukan hal baru, tapi orang yang dengar bisa menangis. Jadi kalau yang disampaikan itu dengan hati, maka sampainya juga dengan hati," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (10/3).
Habib Zein juga mengingatkan untuk tidak bersikap sombong atas ilmu yang dimiliki. "Jangan sampai kita sombong, bahwa saya berilmu, bisa memberikan pengetahuan agama yang luar biasa, saya punya (materi) khutbah yang sangat menarik, ini berarti ada kesombongan dalam dirinya terhadap ilmu yang dimiliki dan ketenaran," kata dia.
Hal penting lain, yakni seorang dai tentu mesti memahami materi yang disampaikan. Dia juga berperan sebagai pemberi nasehat kepada umat Islam. Jika dai menyampaikan materi yang tidak dikuasainya, tentu akan menghasilkan ketidakjelasan.
"Kemudian, penyampaiannya harus dengan akhlak yang baik. Karena cara penyampaian ini bagian dari dakwah itu sendiri. Kadang-kadang berdakwah itu tidak harus dengan mau'izoh hasanah (nasehat yang baik), tapi uswatun hasanah, keteladanan itu langsung dilihat orang dan akan mempengaruhi orang itu sendiri," ujar dia.
Karena itu, menurut Habib Zein, justru keteladanan itu lebih penting dari nasihat keagamaan yang disampaikan. Allah SWT mengancam seorang dai yang memberi nasehat baik, tapi dia sendiri tidak mengerjakan.
"Itu dilaknat, tidak diperbolehkan, kalau saya mengatakan Anda harus baik harus membantu orang tapi kita yang menasehati itu tidak melakukannya, ini akan menjadi dosa besar," kata dia.