Selasa 10 Mar 2020 22:57 WIB

Bahan Kimia di Pabrik Sabu Jakut Diduga Dibeli Eceran

BNN menduga bahan kimia di pabrik sabu di Jakut dibeli di toko kimia atau via online.

 Ilustrasi Penggerebekan Pabrik Sabu()
Ilustrasi Penggerebekan Pabrik Sabu()

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menyatakan bahan kimia atau prekusor dalam pembuatan narkotika jenis sabu-sabu skala rumahan di Jakarta Utara dibeli secara eceran.

"Bahan kimia itu kemungkinan besar dibeli eceran, melalui toko kimia atau pun secara online," kata Direktur Prekusor dan Psikotropika BNN Brigjen Teguh Budi Prasojo usai penggerebekan di Kampung Gusti Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (10/3).

BNN melakukan penggerebekan di tiga lokasi sekaligus di Jakarta Utara, Selasa dan mengamankan dua tersangka yakni Zefry di Perumahan Taman Permata Indah 2 blok S nomor 1, Kampung Gusti, Pejagalan. Serta tersangka Ferdi di Rumah Susun B lantai 2 nomor 6, Kapuk Muara, Penjaringan.

Sementara satu tersangka lainnya yang bertugas mengendalikan pembuatan narkotika masih berada di lembaga pemasyarakatan (Lapas) atau penjara di wilayah Jawa Tengah.

Saat penggerebekan dan penggeledahan ditemukan fosfor merah, Ephedrine, soda api, toluen, sulfuric acid, iodine, metanol dan sejumlah bahan kimia lain yang berbahaya. Selain itu alat pembuat di antaranya jerigen, kompor listrik, kertas ph, kertas saringan serta alat laboratorium lainnya.

Brigjen Teguh menjelaskan sejumlah prekusor itu hanya disediakan oleh perusahaan yang memiliki terdaftar dan memiliki izin lengkap. Selain itu pengawasan prekusor narkotika juga diawasi melalui peraturan kepala BNN Nomor 3 tahun 2017. "Prekusor paling mahal jenis Ephedrine," ujar Teguh.

Pantauan Antara Perumahan Taman Permata Indah 2 blok S nomor 1 sebagai pabrik pembuatan narkotika, ratusan kartu nama tertata rapi didekat satu unit komputer. Beberapa kartu nama itu tertera sebagai penjual dan distributor bahan kimia dan alat-alat kesehatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement