Selasa 10 Mar 2020 23:21 WIB

Fakta Sejarah: Peradaban Islam tak Lepas dari Musik

Sumbangsih peradaban Islam terhadap musik sangat besar.

Red: Nashih Nashrullah
Sumbangsih peradaban Islam terhadap musik sangat besar.  Ilustrasi Musik (pixabay)
Foto: pixabay
Sumbangsih peradaban Islam terhadap musik sangat besar. Ilustrasi Musik (pixabay)

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam hikayat klasik peninggalan masa kekhalifahan Islam, Seribu Satu Malam, tergambarkan betapa besar pengaruh musik dalam peradaban. Bagi banyak orang saat itu musik dianggap layaknya daging dan obat bagi kehidupan. Dan dari sinilah kemudian terlacak luasnya pengaruh musik peninggalan peradaban Islam yang membentang dari wilayah Samarkand hingga kawasan Samudra Atlantik.

Nama teoritis besar yang paling awal harus dicatat adalah Ibnu Misjah (704-714 M). Dia memasukan sebuah aliran musik yang diberi nama iqa (rythym, bhs Inggris). Selain itu dia berjasa besar untuk menyambung kembali peninggalan teori musik peninggalan Yunani, seperti teori skala peninggalan Phytagoras. Teori ini oleh Misjah kemudian disunting dengan elemen-elemen musik Persia dan Byzantium.

Baca Juga

Namun setelah 'dibangkitkan', teori Phytagoras itu terus mengalami perbaikan. Pembaharuan awal dilakuan Al Mausili (meninggal tahun 850 M). Teori dia terus bertahan sampai meninggalnya seniman termashur yang lain, yakni Al Isfahani, pada tahun 957 M. Setelah itu timbul skala musik baru, yakni teori Zalzalian dan Khurasian. Teori baru ini sangatlah membantu untuk mengenali kembali sistem lama dari teori musik peninggalan Yunani, seperti teori dari Aristoteles, Ptolemus, Aristemus, Euclid, serta Nimomachus.

Jejak teori itu kemudian berbekas pada karya musik Al Kindi (tahun 874 M), Al Isfahani dan Ikhwan Al-Safa (tahun 1000 M). Imbasnya, setelah paruh abad ke-10 M sistem musik Arab, Persia, dan Byzantium menjadi berbeda. Untuk selanjutnya, yakni mulai ada ke-11, ide-ide musik dari Khurasnian tercampur menjadi satu.