REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan mengendalikan populasi anjing liar guna mencegah timbulnya risiko dan dampak negatif dari keberadaan satwa penyebar penyakit rabies melalui gigitan tersebut. "Masyarakat Belitung sering mengeluhkan adanya anjing liar yang kerap membuat resah warga dan juga membahayakan pengendara sepeda motor maupun mobil," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung, Destika Effenly di Tanjung Pandan, Rabu (11/3)
Menurut dia, kajian rencana pengendalian populasi anjing liar tersebut adalah dengan melakukan program strelisasi atau tindakan pengandangan. "Untuk sementara saat ini kebetulan obatnya masih kosong. Jadi sambil menunggu obatnya kami akan mengkaji bagaimana rencana pengendalian populasi anjing liar ini," ujarnya.
Destika menambahkan, sebelumnya pihaknya sudah mewacanakan pengendalian populasi anjing liar melalui program strelisasi atau tindakan kontrasepsi dengan operasi pemandulan. "Namun kami terkendala untuk penampungan sementara berapa banyak itu kemudian nanti siapa yang mengurus makanya kami terus mengkaji penanganannya," katanya.
Dia tidak menampik bahwa populasi anjing liar kini terus bertambah dan sering dinilai meresahkan masyarakat terutama bagi daerah yang merupakan destinasi pariwisata. "Populasinya sudah cukup banyak ada laporan meresahkan misalnya menabrak anjing, hewan ternaknya dimakan anjing dan macam-macam," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat yang memelihara anjing agar satwa tersebut bisa diikat atau dikandangkan sehingga tidak berkeliaran. "Istilahnya jangan sampai mengganggu yang lain bagi para pecinta binatang juga harap diurus," katanya.