REPUBLIKA.CO.ID, MAUMERE - Salah satu penyebab utama tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka adalah buruknya drainase yang mengakibatkan banyaknya genangan air. Pernyataan itu diungkapkan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo.
"Jadi salah satu penyebab tingginya demam berdarah di kabupaten ini adalah drainase yang buruk," katanya kepada wartawan saat ditemui di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Rabu (11/3).
Ia mengatakan, saat ini ada kurang lebih sembilan genangan air di Kabupaten Sikka. Genangan muncul akibat buruknya drainase yang kemudian menjadi sarang nyamuk. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya kasus DBD di 21 kecamatan di kabupaten itu.
Hingga saat ini, jumlah kasus DBD yang ada di Kabupaten Sikka sudah mencapai 1.216 kasus dengan korban yang meninggal mencapai 14 orang. Fransiskus mengatakan, seluruh kecamatan di kabupaten itu yang berjumlah 21 kecamatan sudah terkena kasus DBD. Dari 21 kecamatan terdapat tiga kecamatan yang menjadi penyumbang terbanyak kasus DBD yakni Kecamatan Magapanda 172 kasus, Kecamatan Nita 149 kasus, dan Kecamatan Alok 134 kasus.
Untuk memperbaiki infrastruktur drainase di daerah itu, bupati menegaskan selama tahun 2020 ini pihaknya akan mengeser anggaran untuk memperbaiki dan membangun drainase yang lebih baik lagi. "Tahun ini beberapa anggaran akan kita geser yang kami rasa kurang bermanfaat, sebab tahun ini kita lebih fokus pada masalah kesehatan dan lingkungan," tambah dia.
Selain masalah drainase, kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab meningkatnya kasus DBD di Sikka. Masalah seperti perubahan iklim juga menjadi salah satu faktor. "Tingkat kesadaran kita semua untuk menjaga kebersihan masih kurang. Ya kita semua salah, pemerintah dan masyarakat, " tutur dia. Meningkatnya kasus DBD menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Sikka untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar agar menjadi bersih.