Rabu 11 Mar 2020 15:24 WIB

Wabah Corona, Olimpiade Terancam Ditunda

Sejumlah skenario sedang dirancang terkait virus corona.

Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.
Foto: EPA
Dua orang berdiri di belakang logo Olimpiade di Tokyo, Jepang. Virus corona telah mengancam kemungkinan terselenggaranya Olimpiade 2020 di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO —Penundaan selama satu atau dua tahun adalah opsi "paling fisibel" seandainya Olimpiade Tokyo tak bisa digelar musim panas ini karena wabah global virus corona, kata seorang anggota eksekutif komite penyelenggara kepada Reuters.

Haruyuki Takahashi, salah seorang dari dua puluhan anggota dewan eksekutif Olimpiade Tokyo 2020, mengungkapkan lembaganya baru mencermati skenario-skenario mengenai bagaimana virus itu mempengaruhi Olimpiade.

Takahashi sebelumnya berkata di Wall Street Journal bahwa dewan ini tidak membahas dampak virus corona setelah terakhir bertemu Desember sebelum epidemi itu menyebar.

Panitia penyelenggara berusaha menekankan pesan yang konsisten bahwa Olimpiade tidak akan dibatalkan atau ditunda namun sponsor yang sudah menggelontorkan miliaran dolar itu kian khawatir wabah virus corona akan mempengaruhi event itu.

Takahashi mengatakan kerugian finansial akibat pembatalan atau menggelar Olimpiade tanpa penonton akan terlalu besar, sebaliknya penundaan selama satu tahun akan bentrok dengan jadwal olah raga profesional besar lainnya.

"Kami harus mulai menyiapkan kemungkinan apapun. Seandainya Olimpiade tidak bisa digelar musim panas nanti, maka penundaan selama satu atau dua tahun akan sangat fisibel," kata Takahashi.

Para pakar menilai penundaan satu tahun akan menjadi masalah logistik besar yang melipatgandakan televisi karena akan mengganggu jadwal terbuka musim panasnya nanti.

Virus corona baru itu sudah menginfeksi lebih dari 116 ribu orang dan membunuh sekitar 4.000 orang di seluruh dunia sejak merebak di Cina tahun lalu. Jepang sudah melaporkan hampir 1.300 kasus, termasuk 700 dari sebuah kapal pesiar yang dikarantina dekat Tokyo bulan lalu.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement