Rabu 11 Mar 2020 17:23 WIB

Dampak Corona, BTN Relaksasi Kredit ke Pengembang Properti

Sektor properti memberikan dampak terhadap 172 lebih sektor industri turunan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala N Mansury. (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala N Mansury. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengajak para stakeholder sektor properti khususnya para pengembang untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi menjaga pertumbuhan sektor properti. Langkah ini menyusul penyebaran virus corona sejak awal 2020.

Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan, sektor properti dapat menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa-masa perlambatan ekonomi. Hal ini dikarenakan sektor properti memberikan dampak terhadap 172 lebih sektor industri turunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga

“Peran para pengembang bermitra dengan BTN dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi,” ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (11/3).

Menurutnya, saat ini sektor properti kembali diuji setelah merebaknya virus corona yang juga berpotensi memukul sejumlah sektor ekonomi Indonesia, seperti pariwisata, perdagangan dan investasi.

“Kita sama-sama wujudkan kolaborasi  yang produktif dan inovatif untuk membantu pemerintah menjaga sektor properti tetap melaju. Apalagi dengan banyaknya stimulus yang diberikan pemerintah maupun regulator,” ucapnya.

Pahala memaparkan, setidaknya ada dua faktor sektor properti dapat bertahan. Pertama masih tingginya permintaan domestik untuk hunian, baik subsidi maupun nonsubsidi.

Kedua, kebijakan fiskal dan moneter yang pro sektor properti dari pemerintah untuk mendorong ekonomi di antaranya relaksasi Loan To Value, penambahan anggaran subsidi dan kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan BI Rate untuk memberi stimulus perbaikan ekonomi.

“Kebijakan lain baik fiskal maupun moneter untuk mengantisipasi dampak  Covid -19 akan lebih banyak dan tepat sasaran. Untuk itu kita para stakeholder properti harus meningkatkan produktivitas dan inovasi dan terus memperkuat sinergi,” katanya.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan KPR sekitar 8-10 persen ditopang oleh pertumbuhan KPR nonsubsidi sekitar 13-15 persen. Sedangkan segmen KPR subsidi, bank berkode saham BBTN ini menargetkan pertumbuhan sekitar 3-5 persen.

Sebagai bentuk dukungan kepada para pengembang, BTN memberikan stimulus khusus dengan rating tertentu yaitu berupa percepatan proses kredit dan relaksasi sejumlah syarat pengajuan kredit.

Kami memberikan dorongan kepada tiga pengembang properti  dengan realisasi KPR online terbaik antara lain PT Arya Lingga Manik,  PT Bumi Arta Sedayu (Citra Swarna Group) dan PT Bukit Sarua Development (Rura Graha Group).

Kemudian perseroan juga menberikan kepada pengembang properti dengan KYG terbaik antara lain PT PP Properti Tbk, Perum Perumnas, PT Adhi Persada Properti. Terakhir kategori terakhir bagi pengembang dengan realisasi KPR 2019 dengan nilai di atas Rp 100 miliar antara lain ISPI Group, GAN Property, Duta Putra Group, Kalindo Group,  PT Arya Lingga Manik  dan Perum Perumnas.

“Kami harapkan, para pengembang dapat terus bekerja sama dengan BTN dan mengoptimalkan layanan maupun fasilitas perbankan yang dimiliki Bank BTN, tidak hanya Kredit Konstruksi, kredit modal kerja namun juga program BTN Solusi yang akan memberikan kemudahan bagi para developer dan karyawannya,” ucapnya.

Program BTN Solusi adalah program yang memberikan solusi bagi instansi atau lembaga untuk mengelola tabungan payroll/gaji dari karyawannya sekaligus memberikan beragam manfaat yang dapat mendukung kebutuhan finansial.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement