Rabu 11 Mar 2020 17:27 WIB

Menkes Jerman Tolak Penutupan Perbatasan

Menkes Jerman sebut penutupan perbatasan tak akan berhasil bendung corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Menkes Jerman sebut penutupan perbatasan tak akan berhasil bendung corona. Ilustrasi.
Foto: EPA
Menkes Jerman sebut penutupan perbatasan tak akan berhasil bendung corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Kesehatan Jerman  Jens Spahn menyatakan, menutup perbatasan negara untuk mencegah penyebaran virus corona tidak akan berhasil, Rabu (11/3). Penyataan itu dengan tegas menolak keputusan untuk mengikuti sikap Austria yang menolak masuknya pengunjung dari Italia.

"Itu masih akan menyebar bahkan jika Anda menutup semua perbatasan. Cepat atau lambat Anda harus membiarkan orang masuk atau keluar dan kemudian mulai menyebar lagi," ujar Spahn.

Baca Juga

Melalui wawancara dengan radio Deutschlandfunk, Spahn mengatakan, saat ini fokus pendekatan Jerman terhadap epidemi itu adalah memperlambat penyebarannya. Pemerintah mencoba meminimalkan beban puncak pada sistem kesehatan negara.

"Virusnya ada di Jerman, ada di Eropa. Itulah pemikiran yang harus dibiasakan," kata Spahn.

Spahn menjelaskan, para ahli memperkirakan tingkat kematian yang terjadi karena virus dalam sistem perawatan kesehatan canggih seperti Jerman antara 0,1 persen dan 0,7 persen. Meskipun Jerman memiliki tempat perawatan per kapita paling intensif di Eropa, sistem layanan kesehatannya dapat dengan cepat kewalahan jika virusnya menyebar terlalu cepat.

Untuk menghindari itu, acara besar seperti pertandingan sepak bola harus dibatalkan. Spahn menekankan, setiap individu harus memperhatikan penyebaran penyakit dalam perilaku pribadi seperti keputusan untuk menghindari konser, bioskop, atau sekadar kontak fisik dengan orang tua atau kakek nenek yang lebih rentan karena usia.

Spahn juga menggambarkan, sebagai tindakan mengejutkan keputusan belum dibatalkan pertandingan sepak bola. Jerman masih melangsungkan pertandingan antara Union Berlin dan Bayern Munichdi Berlin pada Sabtu (14/3).

Dikutip dari Worldometers, saat ini sudah terdapat 119 negara dan wilayah yang ditemukan kasus infeksi virus corona. Jumlah secara global untuk kasus yang terinfeksi mencapai 119.292 kasus dengan 4.300 orang telah meninggal dunia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement