Rabu 11 Mar 2020 22:13 WIB

Kadin: Kesediaan Bahan Pangan Jelang Lebaran Cukup Memadai

Kadin meminta masyarakat tak lakukan panic buying karena stok bahan pangan aman

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani menyebut tak perlu panic buying karena hingga kini stok bahan pangan masih memadai.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani menyebut tak perlu panic buying karena hingga kini stok bahan pangan masih memadai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani meminta masyarakat untuk tidak melakukan panic buying atau panik membeli, karena kesediaan bahan pangan jelang Lebaran tak masalah dan cukup memadai.

“Kesediaan pangan menyambut Lebaran no problem at all(tidak ada masalah sama sekali),” kata Rosan Perkasa Roeslani dalam jumpa pers terkait isu Virus Corona di Kantor Presiden di Jakarta, Rabu (11/3). Ia memastikan bahwa Kadin telah mendapatkan laporan terkait ketersediaan pasokan bahan pangan dari asosiasi-asosiasi yang menjadi anggotanya.

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan kelangkaan bahan pangan di tengah wabah Virus Coronatipe baru atau COVID-19. “Jadi tak perlu memborong berlebihan, aman semua untuk barang, termasuk dalam menghadapi bulan puasa, bulan Ramadhan,” kata Rosan Roeslani.

Dalam merespon wabah COVID-19, kata dia, dunia usaha tetap berupaya menjaga kelanjutan usaha dengan berpikiran positif dengan hope for the best, prepare for the best(berharap yang terbaik dan persiapan terbaik).

“Memang dampak perekonomiannya pastinya ada, karena kita ketahui, impor kita 25 persen dari China, ekspor 16 persen persen, perlambatan pertumbuhan China bisa sampai 4,5 dan tentu berdampak ke Indonesia,” kata Rosan Roeslani.

Sejumlah antisipasi pun dilakukan dunia usaha salah satunya dari sisi impor bahan baku dan bahan modal.

Hal itu karena ada beberapa sektor yang sejak Maret 2020 ini hanya menyisakan pasokan bahan baku hingga 2-3 bulan ke depan, terutama bidang farmasi, elektronik, dan bahan baku tekstil.

“Tapi ada hal positif karena di Wuhan, pabrik sudah mulai berjalan lagi, diharapkan mata rantai dan suplai dari barang modal ini segera teratasi, mudah-mudahan ini menjadi lebih baik,” katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement