REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak pegiat dan penikmat kopi memerhatikan dampak virus corona terhadap sektor agrikultur. Dalam acara silaturahmi Hari Kopi Nasional, Syahrul mengajak konsolidasi nasional menghadapi isu dunia, yakni virus corona (Covid-19).
"Tantangan besar Indonesia dan dunia ialah berkembangnya virus corona," kata dia dalam peringatan Hari Kopi Nasional di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (11/3).
Syahrul mengatakan, Covid-19 yang dimulai dari Wuhan, Provinsi Hubei, China itu mampu mengintervensi hampir seluruh sektor kehidupan. Wabah corona juga menyendat berbagai aktivitas dunia. Artinya, ada tekanan terhadap kebutuhan pangan dunia.
Saat bertemu dengan perwakilan Kementerian Pertanian Belanda, Syahrul mengusulkan Belanda bisa mengambil alih peran lokomotif perdagangan di Eropa. Hanya saja, Belanda menyampaikan bahwa hampir 70 persen kontainer perdadangan internasional sedang berada di China. Atas kebijakan pemerintah setempat, China membatasi akses keluar masuk negara itu.
"Kalau terus terjadi, industri bersoal dengan komoditas. Jika industri bersoal, maka bisa berdampak ke pengurangan lapangan kerja, swing ekonomi dunia,” ujar Syahrul.
Berdasarkan pengalaman Syahrul di pemerintahan saat krisis melanda, hanya komoditas pertanian yang stabil. Dia mengatakan, semua pihak harus bersama menjawab kebutuhan 267 juta orang Indonesia yang bergantung pada ekonomi global dan nasional.
"Kami (Kementan) pilar utama bangsa. Katakanlah besok orang butuh kopi, cokelat, kelapa, pala, jagung, apapun. Mari bersama, tak ada politik di dalamnya, yang ada itu hanya 267 juta orang perutnya tak boleh bersoal,” tutur dia.
Menurut Syahrul, jika makanan tersedia di Indonesia, maka rakyat bisa tenang. Karena itu, dia meminta sembilan bahan pokok harus terdeteksi untuk dua hingga tiga bulan mendatang, seperi, minyak, daging sapi, daging ayam, telur, bawang putih dan merah, gula, serta cabai.
Apalagi, sekitar dua bulan mendatang, Ramadhan tiba. Syahrul mengatakan, di saat orang mengalami panic buying, bahan pokok harus terjamin ketersediannya di Tanah Air.