REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saat ini disebut masih menantikan realisasi dari rencana buyback saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Belum terealisasinya rencana tersebut, menjadi salah satu penyebab penurunan indeks saham hingga saat ini.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (12/3), Indeks Harga Saham Gabungan dibuka melemah 2,20 persen di posisi 5.040,96. Penurunan juga terjadi pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (11/3) sebesar 1,28 persen.
Selang 15 menit, IHSG anjlok 4,26 persen ke level 4.934,45. Penurunan ini telah terjadi sejak awal tahun.
"IHSG tertekan setelah indeks berjangka AS mayoritas terkoreksi dan investor menanti aksi realisasi buyback saham-saham BUMN," kata Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi, Kamis (12/3).
Belum terealisasinya rencana realisasi pembelian kembali saham BUMN juga dikonfirmasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan surat No.3/SEOJK.4/2020 tentang kondisi lain yang memenuhi syarat untuk dilakukan buyback tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan surat tersebut, emiten atau perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa, dapat melakukan buyback setelah melakukan keterbukaan informasi akan dilakukannya buyback.
"Namun, sampai saat ini berdasarkan pemantauan kami, belum ada BUMN yang melakukan keterbukaan informasi dimaksud," kata Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Rabu (12/3).
Menurut Laksono, Bursa akan selalu memantau setiap keterbukaan informasi terkait rencana buyback.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan koordinasi dengan 12 BUMN yang akan melakukan buyback. "Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yang akan buyback nilainya Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun," ujar Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/3).
Arya memerinci, BUMN-BUMN yang akan melakukan buyback terdiri atas BUMN perbankan seperti BRI, Mandiri, BTN, BNI; BUMN konstruksi seperti Wijaya Karya, Adhi Karya, PP, Jasa Marga, Waskita; dan BUMN pertambangan seperti Antam, Bukit Asam, serta Timah. Arya mengatakan rencana buyback saham BUMN tak lepas dari penurunan IHSG.