Kamis 12 Mar 2020 15:23 WIB

Kesalahan Utama Liverpool Vs Kegemilangan Jan Oblak

Juara bertahan Liverpool disingkirkan Atletico pada babak 16 besar Liga Champions.

Kiper Atletico Madrid, Jan Oblak (kanan) menangkap bola di depan striker Liverpool, Mohamed Salah pada laga Liga Champions, di Anfield, Kamis (12/3) dini hari WIB.
Foto: EPA/Peter Powell
Kiper Atletico Madrid, Jan Oblak (kanan) menangkap bola di depan striker Liverpool, Mohamed Salah pada laga Liga Champions, di Anfield, Kamis (12/3) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro, Eko Supriyadi, Frederikus Bata

Atletico Madrid berhasil lolos ke babak delapan besar Liga Champions usai menekuk juara bertahan Liverpool dengan skor 2-3 di Anfield. Alvaro Morata menjadi penentu pada pertandingan yang dilakukan hingga babak perpanjangan waktu itu.

Baca Juga

Hasil 1-0 keunggulan Liverpool terus bertahan hingga akhir waktu normal pertandingan berjalan. Di babak perpanjangan waktu, The Reds mendapatkan asa sejenak melalui gol Roberto Firminho. Golnya pada menit ke-94 memberikan harapan Jurgen Klopp untuk melaju ke babak berikutnya.

Tapi, semua itu dihancurkan oleh dua pemain pengganti Atletico Madrid, Marcos Llorente dan Alvaro Morata. Llorente yang masuk pada babak kedua waktu normal menggantikan Diego Costa membobol gawang Adrian sebanyak dua kali.

Gol pertamanya dilesakkan pada menit ke-97 melalui assist Joao Felix. Kemudian gol kedua dicetak pada menit 105+1 melalui assist Morata, yang masuk menggantilan Felix.

Atletico sudah dalam posisi aman dengan skor 2-2. Pertandingan terus berjalan sengit. Pada menit ke-119 para pemain sempat adu mulut dan berujung dikeluarkannya kartu kuning oleh wasit terhadap Morata dan Alexander-Arnold.

Di tengah upaya pengejaran skor, Liverpool justru kebobolan kembali. Morata mencatatkan namanya ke papan skor pada menit ke-120+1. Mantan pemain Chelsea dan Real Madrid itu berhasil melesakkan bola ke gawang Liverpool lewat hasil operan Llorente.

Dengan hasil ini, tim asuhan Diego Simeone berhasil lolos ke babak delapan besar Liga Champions. Liverpool sebagai pemegang titel juara bertahan harus gugur dari liga paling bergengsi seantero Eropa itu.

Manajer Liverpool Juergen Klopp, mengungkapkan penyebab kekalahan timnya. Menurut Klopp, setelah gol kedua di awal babak perpanjangan waktu, pemainnya terlihat kelelahan.

Ia mengatakan, selama pertandingan berjalan 90 menit, semuanya berjalan natural. Namun pada babak perpanjangan waktu, umpan-umpan yang dilakukan pemain the Reds mulai kekurangan akurasi. Padahal, ia ingin ada umpan langsung ke tengah gawang seperti gol pertama yang dicetak Giorginio Wijnaldum.

"Para pemain melupakan itu (pada extra time). Kesalahan utama kami adalah tidak mencetak gol selama 90 menit, tapi di extra time,'' kata Klopp, dikutip dari laman resmi UEFA, Kamis (12/3).

Selama 90 menit, lanjut pelatih asal Jerman tersebut, pemainnya tampil sangat baik, terbukti dari gol-gol yang tercipta. Namun, ia mengaku tak percaya harus kebobolan tiga gol dengan proses yang sulit ia jelaskan.

Kapten Liverpool, Jordan Henderson, mengaku sangat kecewa dengan kekalahan ini. Padahal, ia menilai performa Liverpool secara keseluruhan sangat baik dengan intensitas yang dibutuhkan.

''Kami sangat senang dengan performa malam ini, tapi gol-gol itu sangat mengecewakan,'' ungkap gelandang berusia 30 tahun tersebut.

Ia menyinggung kinerja apik penjaga gawang lawan, Jan Oblak. Menurutnya, kiper asal Slovenia itu memainkan peran kunci di laga ini.

"Dia melakukan beberapa penyelamatan hebat. Kami menciptakan begitu banyak peluang, dan jelas kami tidak bisa mendapatkan gol ketiga untuk membunuh pertandingan," kata Henderson, dikutip dari laman resmi klubnya.

Oblak memang melakukan beberapa penyelamatan krusial, khususnya peluang emas yang dimiliki Sadio Mane, Roberto Firminho dan Oxlade-Chamberlain. Statistik menunjukan, Liverpool melesatkan 12 tendangan ke arah gawang, dan delapan di antaranya diblok oleh kiper berusia 27 tahun tersebut.

Aksi heroik Oblak itu pun membuatnya terpilih Man of the Match oleh UEFA. Pelatih Atletico, Diego Simeone bahkan menyamakan Oblak sebagai Lionel Messi di Barcelona.

Messi, lanjut dia, selalu memberikan solusi dalam menyerang. Sementara Oblak, jadi benteng tim di kala bertahan.

''Tak diragukan lagi bahwa kami punya kiper terbaik di dunia," kata Simeone.

Simeone mengungkapkan, sempat mengubah formasi dari 4-4-2 jadi 5-4-1 untuk menciptakan situasi serangan baik, dan itu sukses. Pergantian Costa untuk Llorente pun sebenarnya bertujuan untuk main lebih bertahan. Namun, hasilnya justru di luar dugaan dimana pemainnya tampil agresif dan efektif.

''Kami telah kembali jadi delapan tim terbaik di Eropa dan mengalahkan lawan yang luar biasa,'' ucap Simeone.

Untuk pertama kalinya, Liverpool gagal menang dalam dua leg di kompetisi Eropa sejak dilatih Juergen Klopp, setelah sukses pada 10 pertandingan sebelumnya. Liverpool menelan kekalahan pertama di Anfield dalam kompetisi Eropa atau 25 pertandingan sejak dilatih Klopp, dengan kekalahan pertama mereka terjadi pada Oktober 2014. Selain itu, Liverpool gagal di babak 16 besar Liga Champions sejak 2006, setelah mengangkat trofi di Istanbul pada 2015.

Berikut data dan fakta menarik Liverpool vs Atletico, dikutip dari Sky Sports:

  • Untuk pertama kalinya, Liverpool gagal menang dalam dua leg di kompetisi Eropa sejak dilatih Juergen Klopp, setelah sukses pada 10 pertandingan sebelumnya.
  • Liverpool menelan kekalahan pertama di Anfield dalam kompetisi Eropa sejak dilatih Klopp, dengan kekalahan pertama mereka terjadi pada Oktober 2014.
  • Untuk pertama kalinya, Liverpool gagal pada babak 16 besar Liga Champions sejak 2006, setelah mengangkat trofi di Istanbul pada 2015.
  • Empat gol yang tercipta pada extra time jadi yang pertama kalinya di Liga Champions.
  • Sejak awal musim 2017/18, kiper Liverpool memimpin dalam membuat kesalahan di Liga Champions dengan kiper lainnya selama periode ini.

In Picture: Atletico Singkirkan Liverpool di Stadon Anfield

photo
Selebrasi Alvaro Morata di Anfield Stadium, Liverpool, Kamis (12/3). - (Carl Recine/Reuters )

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement