REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Iran akhirnya setuju mengirim kotak hitam atau black box pesawat jatuh Ukraina ke Kiev untuk dianalisis. Hal ini menjadi satu langkah yang akan mengakhiri perdebatan soal perekam data tersebut.
Farhad Parvaresh, ketua delegasi Iran di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang bermarkas di Montreal, mengatakan, otoritas penerbangan sipil Teheran juga mengundang negara yang berkepentingan untuk berpartisipasi dalam analisis perekam data tersebut. Secara efektif ini membuka pintu bagi Amerika Serikat, Ukraina, Kanada dan ICAO sendiri, menurut orang yang mengetahui penyelidikan tersebut.
Penyelidikan kecelakaan udara biasanya diserahkan ke 193 negara anggota ICAO. Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, menyebut keputusan itu sebagai sebuah langkah menuju arah yang benar.
"Kami menyambut keputusan itu, tetapi kami akan menghakimi Iran atas perbuatan mereka," katanya kepada wartawan, dilansir melalui reuters, Kamis (12/3).
Champagne mengatakan, Iran juga memperjelas bahwa pihaknya akan membawa kotak tersebut ke Prancis jika diperlukan. Padahal sebelumnya, Ottawa kerap menekan Iran agar menyerahkan kotak hitam rusak dari kecelakaan tersebut, di mana 57 korban tewas di antaranya merupakan warga Kanada.
Presiden dewan ICAO, Salvatore Sciacchitano, menyambut baik apa yang dikatakannya sebagai konfirmasi Iran atas niatnya untuk menganalisis kotak hitam baik di Ukraina ataupun di Prancis.