REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Masjid Linwood di Christchurch, Selandia Baru akan dibangun kembali sebagai sebuah pusat toleransi. Suara harapan itu bertujuan membantu pemulihan masyarakat setelah tragedi penembakan di dua masjid di kota itu pada 15 Maret 2019.
Masjid Linwood menjadi salah satu sasaran aksi penembakan yang telah menewaskan 51 orang. Sementara tujuh jamaah Masjid Linwood juga termasuk korban tewas.
Para investor telah membeli tanah di sekitar lokasi masjid dan akan mendanai pembangunan masjid baru dan pusat toleransi itu. Pusat ini juga akan menjadi tempat bagi orang-orang dari seluruh komunitas dan agama.
Sekretaris Jenderal Lembaga Amal Islam Linwood, Faisal Sayed, mengatakan, area masjid yang nantinya memiliki dua bangunan itu bukan sekadar sebagai tempat ibadah. Ia mengatakan, ingin membangun sesuatu atau ruang yang tidak hanya diperuntukkan bagi Muslim tetapi setiap orang dari komunitas lain.
"Kami ingin memastikan dapat menciptakan tempat di mana semua orang merasa inklusif dan kami dapat menyebarkan pesan perdamaian dan martabat serta toleransi," kata Sayed, dilansir di Stuff, Kamis (12/3).
Sayed mengatakan, Masjid Linwood menciptakan tempat bagi orang-orang berbagi nilai dan mempelajari perbedaan mereka. Hal itu menurutnya, akan menjadi fokus positif bagi mereka yang terkena dampak peristiwa setahun lalu itu.
Bagi komunitas Muslim yang sangat terdampak, tempat seperti ini akan menjadi sesuatu yan sangat penting secara spiritual. Hal itu juga akan memainkan peran besar dalam proses penyembuhan banyak orang. Serangan Christchurch itu disebutnya telah memberi lebih banyak kekuatan untuk membangun kembali masjid ini dan memiliki tujuan yang lebih bermakna.
"Saya pikir itu memberi kita semua kekuatan besar untuk melakukan apa yang kita lakukan dan mewujudkannya secepat mungkin. Pusat kegiatan itu tidak hanya bermanfaat bagi komunitas yang dibangunnya, tetapi juga komunitas yang lebih luas, kota dan negara," ujarnya.
Sebenarnya, rencana membangun kembali masjid ini telah ada sebelum tragedi 2019. Namun, curahan kasih sayang dan dukungan bagi komunitas Muslim dalam beberapa bulan sejak tragedi penembakan itu telah mempercepat niat mereka. Di samping itu, jumlah jamaah di masjid itu pun tumbuh melebihi masjid kecil.
Jamaah shalat Jumat membeludak hingga tiga kali lipat. Sehingga, sebagian jamaah harus melaksanakan shalat di halaman luar masjid.
Imam masjid Linwood, Abdul Alabi Lateef, mengatakan, proyek ini didanai Zahid Foundation and Humanitarian Services, sebuah yayasan amal di Uni Emirat Arab (UEA). Organisasi itu membeli sepetak lahan di Linwood Ave di depan masjid pada awal tahun ini, bersama dengan lokasi yang berdekatan yang dulunya adalah restoran KFC.
Sementara itu, rencana pembangunan kembali masjid itu tengah dalam masa perkembangan. Sedangkan keuangannya masih diselesaikan dan arsitek baru saja mulai menyusun ide-ide. Masjid baru itu diharapkan akan dibuka dalam waktu dua tahun. Upaya untuk merapikan lokasi masjid saat ini tengah berlangsung.
Koordinator wanita Masjid Lindwood, Tungane Elupi, mengatakan, sejak penembakan itu masyarakat luas ingin lebih belajar tentang Islam. Karena itu, ia mengatakan selalu terbuka untuk mengajar orang-orang tentang agama Islam dan menyebarkan cinta, perdamaian, serta persatuan.
"Hanya itu yang benar-benar kita inginkan, benar-benar masyarakat bersatu," kata Elupi.