REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat berupaya meningkatkan edukasi investasi di pasar modal kepada masyarakat. Tercatat jumlah investor saham di Sumatera Barat sebanyak 17.501 investor pada Desember 2019 atau meningkat dibandingkan jumlah investor pada 2018 sebanyak 13.098 investor.
Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat Misran Pasaribu mengatakan otoritas secara rutin bekerja sama dengan perusahaan sekuritas menyosialisasikan investasi di pasar modal kepada masyarakat Sumatera Barat.
“Ke depannya bersama perusahaan sekuritas cukup insentif melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang masih awam pasar modal. Kami juga punya galeri investasi yang ada di berbagai universitas di Sumatera Barat,” ujarnya saat acara Pelatihan dan Gathering Wartawan Media Massa Jakarta di Hotel Mercure Padang, Kamis (12/3).
Misran mencatat nilai transaksi saham SID Sumatera Barat sebesar Rp 9,89 triliun pada Desember 2019 atau meningkat dibandingkan 2018 sebesar Rp 6,26 triliun. “Memang kinerja pasar modal masih jauh dibandingkan jumlah penduduk di Sumatera Barat. Kami semangat membangun investasi pasar modal, transaksi saham menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun,” ucapnya.
Pada sisi kinerja perbankan, Misran menjelaskan terjadi peningkatan dari tahun ke tahun baik bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Tercatat, aset bank umum sebesar Rp 66,8 triliun pada 2019. Angka ini meningkat 4,01 persen dari Rp 64,2 trilun. Sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp 54,1 triliun atau meningkat 5,71 persen dari Rp 51,2 trilun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 45,7 triliun atau meningkat 6,63 persen dari Rp 42,9 triliun.
“Di Sumatera Barat penyaluran kredit masih didominasi kredit konsumsi sebesar 47,56 persen, kredit modal kerja sebesar 36,72 persen dan kredit investasi sebesar 15,72 persen,” jelasnya.