REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah foto yang menunjukan risiko penyebaran virus corona atau COVID-19 di kereta rel listrik (KRL) beredar luas di masyarakat. Foto tersebut memperlihatkan data bahwa KRL dengan rute Jakarta-Depok-Bogor disebut memiliki potensi paling besar dalam penyebaran virus corona.
Salah satu penumpang bernama Nadine menuturkan, tidak terlalu khawatir meski beredar informasi yang menyebut KRL rute Jakarta-Depok-Bogor memiliki potensi paling besar dalam penyebaran virus corona. Menurut dia, informasi tersebut pun masih rancu.
“Sebenarnya agak rancu kalau dibilang (potensi penyebaran virus corona) paling besar dari KRL. Kalau karena suspect (virus corona) tinggal di Depok, enggak make sense dibilang paling besar di KRL, karena kalau masalah kontak dengan orang Depok kan masih ada alat transportasi lain, seperti bus, MRT, dan yang lainnya. Jadi intinya penyebarannya bisa dari mana saja,” kata Nadine, Kamis (12/3).
Pegawai salah satu perusahaan asing di Jakarta Barat itu mengaku selalu menggunakan kereta dari Stasiun Bogor dan turun di Stasiun Karet untuk menuju kantornya. Nadine mengungkapkan, untuk mencegah dirinya tertular virus, dia melakukan tindakan preventif.
Upaya pencegahan itu salah satunya dengan menjaga kesehatan tubuh dan selalu mencuci tangan. Namun, dia menilai, masih perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat agar secara bersama-sama mencegah penularan virus corona.
“Perlu edukasi lebih, terutama buat orang yang suka meludah sembarangan di stasiun,” ujar perempuan berusia 27 tahun itu.
Penumpang lainnya, yakni Habibi, menyampaikan hal serupa. Dia mengaku, dirinya tidak takut untuk menggunakan jasa KRL menuju tempat kerjanya di wilayah Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Untuk menghindari penyebaran virus corona, ia memilih menggunakan masker kain yang dapat dicuci dan digunakan berulang kali dan selalu membawa hand sanitizer di dalam tasnya. “Kalau kita terlalu khawatir atau panik malah menurut saya justru bikin kita jadi enggak bisa berpikir jernih. Yang penting selalu jaga kesehatan dan kalau ada orang yang terlihat batuk, paling sedikit menghindar saja,” tutur Habibi.
Sementara itu, seorang penumpang KRL, Romadhoni, menyebut, dirinya cukup takut dengan adanya informasi yang beredar saat ini. Namun, Romadhoni mengaku, KRL merupakan moda transportasi publik yang paling tepat untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.
Karena itu, ia tidak memiliki pilihan jenis transportasi lain yang lebih baik. “Sebenarnya agak was-was juga. Tapi kalau mau bawa motor dari Depok ke Sudirman, capek banget. Belum lagi macet. Naik KRL memang sudah paling enak buat menjangkau ke kantor,” ucapnya.
Republika mencoba mendatangi Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di stasiun ini terlihat masih ramai oleh penumpang, khususnya di peron tiga, yakni kereta dengan jurusan menuju Bogor.
Para penumpang tampak memadati peron tersebut. Sebagian besar penumpang itu terlihat mengenakan masker untuk melindungi hidung serta mulut.
Saat mencoba menaiki KRL tujuan Bogor dari Stasiun Tanah Abang, masinis menyampaikan imbauan kepada para penumpang melalui pengeras suara yang terdapat di setiap gerbong kereta. Imbauan itu mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer usai menyentuh berbagai benda.
Tidak hanya itu, berbagai poster yang berisi imbauan pencegahan penyebaran virus corona serta informasi mengenai virus tersebut pun terpasang di dalam kereta.
Hal serupa pun ditemui di Stasiun Manggarai. Penumpang yang akan menggunakan KRL dengan tujuan Bogor terlihat ramai.
Salah satu petugas stasiun, Isro mengatakan, tidak ada tindakan khusus usai beredar informasi yang menyebut bahwa KRL rute Jakarta-Depok-Bogor memiliki potensi paling besar dalam penyebaran virus corona. “Kita belum ada perintah lebih lanjut dari atasan," kata dia.
"Paling masih seperti biasa untuk mengingatkan penumpang agar tetap menjaga kebersihan di lingkungan di dalam stasiun, seperti tidak meludah sembarangan,” kata Isro.
Sebelumnya, pada Rabu (11/3), VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menanggapi informasi dalam foto tersebut. "Rapat yang dihadiri KCI berbeda dengan rapat yang dokumentasi fotonya beredar tersebut," kata dia, melalui keterangan resmi.
Kendati demikian, KCI tetap berupaya keras agar commuterline tetap dapat mengantisipasi peredaran virus corona. Ia mengatakan, KCI telah melakukan upaya antisipasi sejak 3 Februari 2020.
Upaya tersebut mulai dari edukasi pencegahan corona, membagikan masker, menyediakan hand sanitizer, dan rutin membersihkan kereta dengan disinfektan. Upaya-upaya lainnya termasuk menyiapkan pos kesehatan di 30 stasiun KRL.