REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juara bertahan Formula (F1) 1 Lewis Hamilton mengaku heran Grand Prix Australia dapat berjalan sesuai rencana di tengah ancaman virus corona. GP Australia akan digelar di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Ahad (15/3).
"Saya sangat, sangat terkejut kami berada di sini. Memang rasanya bagus bahwa kita dapat membalap, namun tetap saja saya terkejut kita semua duduk di ruangan ini," kata Hamilton kepada para pewarta di media centre Albert Park, Kamis (12/3), seperti dilansir Reuters.
"Kelihatannya seluruh dunia bereaksi sedikit terlambat. Namun pagi ini kita telah melihat (Presiden AS Donald) Trump menutup perbatasan-perbatasan dari Eropa. Kita melihat NBA dihentikan sedangkan Formula 1 jalan terus," tambahnya.
Pembalap Britania itu mengatakan ia mencemaskan keselamatan dan kesehatan orang-orang lanjut usia secara khusus, serta para penggemar yang mendatangi Albert Park secara umum. Tahun lalu, GP Australia disaksikan secara langsung oleh 300 ribu pengunjung, menurut estimasi panitia penyelenggara.
Beberapa staf tim Haas dan McLaren telah dikarantina untuk dilakukan pengujian terhadap virus corona. Hal itu sempat membuat dinas kesehatan negara bagian Victoria memperingatkan bahwa balapan itu mungkin akan dibatalkan.
Hasil tes itu baru akan diketahui Kamis malam, namun Hamilton bersikap skeptis bahwa hasilnya akan mempengaruhi balapan.
"Saya dengar hasilnya baru akan ketahuan dalam lima hari atau lebih. Kebetulan?" ucap pebalap tim Mercedes itu.
"Uang adalah raja... Saya tidak merasa tidak pantas untuk berpendapat seperti ini," tuturnya.
Hamilton berharap para penggemar yang akan menyaksikan balapan Formula 1 secara langsung untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar dapat terhindar dari virus corona.
"Saya berjalan berkeliling dan semuanya terlihat seperti hari yang normal. Dan saya tidak berpikir demikian," kata dia.
Sampai saat ini, panitia pelaksana GP Australia menolak mengomentari kemungkinan pembatalan atau penundaan balapan pada Ahad.