REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islamisasi yang terjadi di Indonesia dipengaruhi kuat dari proses Islamisasi di Jawa. Sedangkan proses Islamisasi di Jawa berdasarkan penelitian diawali di kota-kota pesisir.
Dalam buku "Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam di Indonesia" karya Hasan Muarif Ambary disebutkan, dari data-data di naskah kuno serta sumber-sumber sejarah lain yang relevan, proses Islamisasi di Jawa memang bermula dari kota-kota pesisir.
Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya Islam yang datang ke Nusantara diperkenalkan oleh para pedagang melalui jalur perdagangan. Sumber naskah Cirebon misalnya—Babad Cirebon—mengungkapkan hal ini.
Disebutkan pula, sejak penemuan makam Fatimah binti Maimun yang bertuliskan tanggal di nisannya tahun 475 hijirah atau 1082 Masehi. Tanda kedatangan Islam di wilayah Jawa ini juga nampak di wilayah Leran, Gresik, atau sebelah barat Surabaya.
Dengan penemuan makam tersebut, para arkeologis dan peneliti terus mengembangkan penemuannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Islamisasi di Jawa bagian pesisir pada masa Airlangga telah tersebar. Dari proses Islamisasi di wilayah pesisir inilah, di periode berikutnya penyebaran Islam semakin menjamah wilayah-wilayah pedalaman.
Mulai dari Tuban, Gresik, hingga menyebar melwati Sungai Brantas hingga menyentuh Kerajaan Majapahir. Penyebaran Islam di Jawa selain adanya kontribusi para pedagang, tak lepas juga dari peran serta para ulama dan sufi. Misalnya peran sentral Maulana Malik Ibrahim yang menginjakkan kaki ke Nusantara pada 1371, tepatnya di Pelabuhan Gresik.