REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kota Yogyakarta berpotensi terjadinya konflik sosial. Hal ini dikarenakan keberagaman masyarakat baik suku, agama dan ras yang ada di Kota Pendidikan tersebut.
Untuk mencegah terjadinya konflik sosial, perlu adanya upaya yang dilakukan. Terutama di lingkungan masyarakat itu sendiri.
"Masyarakat diharapkan berperan serta dalam upaya pencegahan konflik sosial," kata Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini dalam Sarasehan Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban serta Pencegahan Konflik Sosial di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (12/03).
Selain itu, pencegahan konflik ini juga dapat dilakukan dengan memeilihara kondisi damai. Termasuk mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai, meredam potensi konflik dan membangun sistem peringatan dini.
Menurut Armaini, konflik dapat terjadi karena adanya permasalahan politik, ekonomi dan sosial budaya. Bahkan, juga dapat terjadi karena adanya permasalahan umat beragama, permasalahan sengketa batas wilayah, permasalahan sengketa sumber daya alam (SDA) hingga permasalahan distribusi SDA yang tidak adil.
Sarasehan ini digelar oleh Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat serta Pengurus Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB), Forum Kewasdaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta, Zenni Lingga mengatakan, kegiatan dilakukan guna meningkatkan kapasitas, pengetahuan dan pemahaman komunitas yang ada. Khususnya dalam deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini terhadap potensi dan ancaman konflik sosial.
"FKUB, FKDM ini harus bisa melakukan deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini terhadap timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat serta konflik sosial di masyarakat," jelasnya.
Dengan begitu, kelompok masyarakat diharapkan dapat turut berperan mengatasi berbagai masalah bangsa. Baik itu konflik sosial mulai dari intoleransi dan sikap individualis.
"Diharapkan FKUB, FPK dan FKDM dapat menjadi mitra kerja Pemerintah Kota Yogyakarta dalam penanganan gangguan keamanan, ketertiban masyarakat dan mencegah timbulnya konflik sosial di masyarakat," kata
Sebagai Kota Pendidikan dan Kota Sejarah, masyarakat Yogyakarta harus mengutamakan persatuan. Menurut Komandan Kodim 0734 Yogyakarta, Kolonel Arh. Zaenudin, bersatu dalam perbedaan akan memperkuat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam.
"Yogyakarta juga Kota Budaya serta miniatur Indonesia, yang terpenting adalah bagaimana bersatu dalam perbedaan dan berbudaya mengawal NKRI," ujarnya.