REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan rencana penjualan sejumlah aset PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dilakukan sebagai salah satu langkah untuk dapat mengembalikan dana nasabah. Arya menyebut aset Jiwasraya yang akan dijual meliputi obligasi di reksadana, properti seperti kantor Jiwasraya, hingga mal seperti Cilandak Town Square (Citos) di Jakarta Selatan.
"Aset yang dijual nanti bisa saja yang beli BUMN juga, tapi nggak hanya Citos. Tujuannya untuk bisa membayar dana nasabah," ujar Arya di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (12/3).
Arya menilai dana dari hasil penjualan aset Jiwasraya merupakan langkah yang dianggap paling memungkinkan agar bisa mengembalikan dana nasabah dalam waktu yang relatif dekat. Arya menilai kondisi ini berbeda ketimbang memanfaatkan aset milik tersangka.
"Bukannya kita mengabaikan, banyak yang mengatakan, kenapa nggak pakai aset diambil dari pelaku atau tersangka yang sudah ditangkap. Problemnya di masalah waktu," ucap Arya.
Kata Arya, untuk jangka pendek tidak mungkin dapat mengambil aset langsung tersangka yang telah dikumpulkan, seperti apartemen, tambang emas, batubara, hingga perusahaan ikan arwana. Hal tersebut memerlukan waktu lantaran menunggu hasil inkrah.
"Untuk inkrah butuh berapa lama, misalkan menang pengadilan negeri mungkin (proses) dibanding, pengadilan tinggi mungkin dibanding, MA dibanding lagi sampai kasasi, ini butuh waktu dua-tiga tahun untuk inkrah," kata Arya.
Arya mengatakan, lebih tepat jika menjual aset Jiwasraya untuk mengembalikan dana nasabah. Arya menyampaikan proses penjualan aset Jiwasraya akan masuk dalam pembahasan dengan panitia kerja (panja) DPR.
"Nanti dipanja akan diputuskan dan sudah diusulkan, tengah dalam proses salah satunya penjualan aset Jiwasraya," ucap Arya.
Arya menyampaikan penjualan aset Jiwasraya nantinya bisa saja dibeli oleh BUMN lewat holding BUMN asuransi. Pembentukan holding BUMN asuransi sendiri menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Jiwasraya.
BUMN mendapat prioritas untuk dapat membeli aset Jiwasraya. Dengan begitu, aset Jiwasraya tetap berada di tangan negara. Hal ini bukan berarti menutup kesempatan swasta membeli aset Jiwasraya.
"Bisa saja (swasta), tapi kalau bisa BUMN yang beli kenapa tidak. Kita lihat nanti mana harga terbaik, itu yang kita ambil. Kalau harga bagus kita utamakan BUMN yang beli," kata Arya.