REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satu di antara tujuh warga yang mendapatkan perawatan intensif dan pemantauan di ruang isolasi RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi, Jawa Barat dipastikan negatif tertular virus corona jenis baru (COVID-19).
"Hasil uji laboratorium sampel cairan tubuh warga Kabupaten Sukabumi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI ternyata hasilnya negatif," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD R. Syamsudin S.H. Kota Sukabumi drg Rina Hestiana di Sukabumi, Kamis (12/3).
Dia menjelaskan warga tersebut sempat dicurigai virus corona dan langsung dimasukkan ke ruang isolasi rumah sakit itu karena mengalami salah satu gejala COVID-19 dan baru pulang umrah, serta sempat transit di negara terdampak virus mematikan itu.
Saat masuk RSUD R. Syamsudin S.H. beberapa pekan lalu, istrinya pun dalam keadaan sama dan meninggal dunia. Namun dari hasil pemeriksaan kesehatannya, almarhumah ternyata mengalami gagal jantung dan mempunyai riwayat penyakit diabetes.
Hingga saat ini, warga tersebut kondisi kesehatannya terus membaik dan sudah kembali bugar, bahkan melakukan aktivitas secara normal. Maka dari itu, katanya, pemantauan yang dilakukan tim medis rumah sakit pemerintah setempat itu tidak dilakukan lagi. Selain itu, batuk, demam, dan sesak napasnya sudah hilang, dan pasien sudah merasa bugar kembali.
"Pasien yang menjalani isolasi seluruhnya berasal dari Kabupaten Sukabumi karena RSUD R. Syamsudin S.H. merupakan salah satu rumah sakit rujukan regional," kata dia.
Rina mengatakan pasien lainnya yang masih menunggu hasil laboratorium masih berstatus orang dalam pemantauan (ODP) karena saat masuk mempunyai gejala influenza dan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Akan tetapi, katanya, dari hasil rontgen mereka tidak ada pneumonia sehingga pasien hanya dipantau.
Selain itu, katanya, pasien tersebut hanya diberikan obat untuk memperbaiki kondisinya dan mengurangi gejala-gejala penyakit. Meskipun tidak diisolasi dan menjalani rawat jalan, kata dia, kondisi kesehatannya terus dipantau oleh petugas surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi selama 14 hari untuk mencegah penurunan kesehatan.