REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah mengatakan hingga saat ini belum ada opsi untuk melakukan isolasi atau "lock down" dalam menangani wabah virus Corona jenis baru (COVID-19). Hal itu dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3) ."Kami tidak memiliki opsi 'lock down'" ujarnya.
Yurianto yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, mengatakan hingga saat ini pemerintah juga belum pernah membicarakan rencana untuk melakukan isolasi, seperti yang sudah dilakukan beberapa negara di dunia, yakni Italia dan Denmark.
Menurut dia, COVID-19 memang sudah beralih status menjadi pandemi dunia, sesuai pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun pemerintah Indonesia sudah meningkatkan kewaspadaan. Yurianto menyebut pengalaman "lock down" yang dilakukan Jepang terhadap kapal Diamond Princess juga telah menunjukkan berbagai ragam dampak.
Setelah diisolasi, penularan COVID-19 di kapal tersebut justeru meningkat dengan cepat. Karena, dengan isolasi, akses kedatangan dan kepergian individu sudah tertutup, sehingga angka penularan virus terhadap masyarakat akan meningkat."Kalau dilock down, kita tidak bisa berbuatapa-apa," ujarnya.
Saat ini, terdapat 34 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Tiga di antaranya sudah dinyatakan sembuh, dan satu kasus pasien meninggal dunia. Yurianto juga menjelaskan saat ini pemerintah telah mengisolasi 12 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) baru yang merupakan kontak dekat dari pasien positif Corona dan juga pasien yang baru kembali dari wilayah di luar negeri yang terjangkit Corona.
Yurianto juga mengatakan semua negara kini menyiapkan berbagai alat kesehatan seperti masker, kacamata, hingga obat-obatan. Pemerintah Indonesia juga menyiapkan 10 ribu satu set alat (kit) dan 15 juta masker."Termasuk jumlah kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan yang masing-masing akan membutuhkan. Kita sudah menyiapkan 10 ribu kit, dan akan kita tambah lagi," kata Yuri.
Dia mengatakan, BUMN dan BUMD juga memastikan ketersediaan masker untuk warga Indonesia."Lebih kurang 15 juta masker juga sudah disiapkan semuanya. Tetapi ini bukan suatu jumlah yang kita anggap kurang atau kita anggap cukup, tidak," kata Yuri.