REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP), Arsul Sani menilai, isu untuk melahirkan kembali partai Marsyumi atau Masyumi Reborn justru dapat merugikan perjuangan politik umat Islam di Indonesia. Karena, menurut dia, kehadiran partai baru tersebut dapat mengambil segmen partai Islam yang sudah ada.
"Di satu sisi itu merupakan hak warga negara, di sisi lain dalam konteks perjuangan politik umat Islam bisa jadi merugikan. Kenapa? Karena partai politiknya yang baru itu tidak memenuhi ambang batas, mengambil segmen dari partai yang ada, sehingga partai yang ada justru makin kecil," ujar Arsul saat ditemui usai menghadiri peringatan Isra' Mi'raj di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).
Karena itu, menurut dia, keinginan sekelompok umat Islam untuk melahirkan partai Masyumi tersebut harus dipikirkan kembali secara matang dalam konteks perjuangan umat Islam di Indonesia.
"Nah, ini yang menurut saya perlu menjadi pemikiran kita bersama, apakah langkah mendirikan partai Islam baru itu strategis atau tidak dalam konteks perjuangan umat Islam secara keseluruhan," ucap Arsul.
Wakil Ketua MPR RI ini menghormati adanya keinginan untuk mendirikan kembali partai Masyumi tersebut. Karena, menurut dia, konstitusi menjamin kebebasan untuk mendirikan partai politik.
Namun, tambah dia, tidak mudah mendirikan partai politik baru, karena untuk bisa mengikuti pemilu saja harus melalui proses verifikasi yang cukup berat. Selain itu, kata dia, untuk bisa duduk DPR juga harus melewati ambang batas parlemen.
"Tetapi kan kita juga sama-sama tahu dan paham bahwa mendirikan politik baru bukan hal yang mudah untuk kemudian bisa membawa partai itu menuju pemilu dan kemudian bisa duduk di DPR," kata Arsul.
Sebelumnya, sejumlah tokoh menghadiri silaturahim keluarga besar dan pencinta Masyumi bertajuk "Masyumi Reborn" yang berlangsung di Aula Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Sabtu (6/3). Sejumlah tokoh itu, di antaranya mantan menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan staf khusus wapres Laode M Kamaludin, mantan menteri Kehutanan MS Kaban, pengacara Eggy Sudjana, dan Sri Bintang Pamungkas.
Dipandu Ahmad Yani, politikus Partai Bulan Bintang (PBB), masing-masing tokoh itu diberi kesempatan menyampaikan pandangan mengenai lahirnya kembali Masyumi sebagai partai politik. Para simpatisan juga memeriahkan kegiatan yang juga mengangkat tema "Silatul Ukhuwah dan Urun Rembug Nasional Keluarga Besar Zuriyah, dan Pecinta Masyumi" tersebut.