REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian PUPR menyatakan telah melakukan pengiriman material modul panel (beton precast) untuk percepatan pekerjaan konstruksi pembangunan fasilitas observasi, penampungan dan karantina pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya Virus Corona baru atau Covid-19. Fasilitas karantina ini akan dibangun di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan pada hari ini telah dilakukan pengiriman material modul panel (beton precast) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pelabuhan Sijantung Karyapura di Pulau Galang yang berjarak 1,6 km dari lokasi pembangunan.
"Material modular telah dikirim, ada beberapa menggunakan Pesawat Hercules dan kapal melalui Tanjung Priok. Total sebanyak 120 modul dikirim ke Pulau Galang. Rencananya Pelabuhan Sijantung Karyapura kita manfaatkan untuk lokasi bongkar muat modular panel," kata Danis melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (12/3).
Pengiriman juga dilakukan menggunakan Pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Hang Nadim di Kota Batam yang berjarak 60 km.
Percepatan pembangunan juga dilakukan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau Ditjen Cipta Karya melalui pekerjaan land clearing dan pematangan lahan, pembongkaran bangunan eksisting bekas Rumah Sakit pada Zona A, perataan lantai kerja di Zona B, dan pekerjaan pembangunan helipad.
"Pembersihan tempat eks pengungsi Vietnam sudah dimulai sejak Ahad (8/3). Untuk rehab akan memanfaatkan struktur yang masih bagus, sementara untuk yang rusak seperti plafon, dinding, atap akan diganti," kata Danis.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan konstruksi bangunan telah dikerjakan sejak 8 Maret dan diharapkan selesai tepat waktu pada 28 Maret 2020.
"Target yang diberikan Bapak Presiden adalah 2-3 minggu harus selesai dan siap untuk dimanfaatkan. Tidak hanya bangunan untuk observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter/perawat, dapur umum, gudang, laundry, dan lain-lain," kata Basuki.
Pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang akan memanfaatkan lahan seluas 20 hektare dari total luas area 80 hektare.
Pengerjaannya dibagi menjadi 3 Zonasi, yakni Zona A (Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mes petugas, asrama dokter dan perawat, gedung sterilisasi, laundry, gedung gizi, gudang dan power house.
Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helicopter (helipad), dan zona utilitas. Terakhir Zona C peruntukannya untuk tahap berikutnya (menyesuaikan kebutuhan) dengan memanfaatkan cadangan lahan. Total kapasitas tampung pasien yang dibangun sebanyak 1.000 tempat tidur.
Pada tahap awal akan dibangun 2 gedung bertingkat 2 berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) berjumlah 400 tempat tidur, terdiri dari ruang observasi sebanyak 350 tempat tidur dan ruang isolasi sebanyak 30 tempat tidur untuk Intensive Care Unit (ICU) dan 20 tempat tidur untuk Non-ICU.