Jumat 13 Mar 2020 08:43 WIB

Putri Indonesia 2020 Berkunjung ke MPR

Kaum millenial menginginkan cara sosialisasi Pancasila secara diskusi.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan dan Fadel Muhamad menerima kunjungan Finalis Putri Indonesia tahun 2020.  Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Kamis (12/3).
Foto: istimewa
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan dan Fadel Muhamad menerima kunjungan Finalis Putri Indonesia tahun 2020. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Kamis (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan dan Fadel Muhamad menerima kunjungan Finalis Putri Indonesia tahun 2020.

Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Kamis (12/3). Delegasi Finalis Putri Indonesia tahun 2020 dipimpin Ketua Yayasan Putri Indonesia yang juga anggota Watimpres Putri Kuswinuwardhani. 

Pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam itu berjalan dengan santai. Pada kesempatan itu Pimpinan MPR menganugerahkan gelar Duta MPR kepada para finalis. Penganugerahan gelar Duta MPR, itu ditandai dengan penyematan Pin emas Duta MPR RI dan selendang Duta MPR RI oleh pimpinan MPR kepada para finalis putri Indonesia tahun 2020.  Pemberian gelar itu merupakan tanda bahwa para finalis Putri Indonesia akan membantu MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada generasi muda. 

Pada sesi dialog, para Finalis kontes kecantikan itu menggunakan kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan kepada Pimpinan MPR. RR. Ayu Maulida pemenang pemilihan Putri Indonesia 2020 asal Jawa Timur, menyayangkan banyaknya  aksi intoleransi  yang terjadi di berbagai daerah. Sementara Putu Ayu Saraswati,    Puteri Indonesia Lingkungan 2020  menyoal pemerataan Pendidikan di Indonesia yang masih memprihatinkan. 

Sedangkan Jihane Almira Chedid  Puteri Indonesia Pariwisata 2020 menyebut ketimpangan Pendidikan di desa dan di kota berbeda sangat jauh. Di kota banyak sekolah yang dilengkapi berbagai fasilitas. Sementara di desa masih banyak anak-anak sekolah tanpa alas kaki. Bahkan mereka juga mengenakan pakaian sekedar. Ada juga pertanyaan menyangkut, bagaimana cara para duta MPR, itu menyampaikan sosialisasi kepada para milennial. 

Menjawab berbagai pertanyaan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo antara lain mengatakan, selama lima belas tahun pasca reformasi mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila tidak pernah diajarkan. Akibatnya, banyak generasi muda yang tidak mengenal Pancasila. Sehingga aksi intoleransi di masyarakat, khususnya generasi mudah sangat gampang ditemukan. 

“Karena itulah MPR melaksanakan sosialisasi Empat pilar. MPR juga mengajak kerjasama berbagai kalangan untuk ikut mensosialisasikan Empat Pilar.  Kerjasama  dengan finalis putri Indonesia, ini diharapkan bisa memperbesar keberhasilan program sosialisasi dikalangan   millennial,” kata Bambang Soesatyo menambahkan. 

Menyangkut masalah Pendidikan, Bambang juga prihatin terhadap disparitas Pendidikan yang begitu lebar antara desa dan kota. Karena itu ia berharap mendikbud Nadiem Makarim bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang masih terjadi di dunia Pendidikan. Pasalnya, kata Bambang anggaran Pendidikan mencapai 20 persen  APBN atau sekitar Rp. 500 triliun. 

Menanggapi pertanyaan cara menyampaikan sosialisasi kepada para millennial Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan, berdasar survey yang dilakukan, kebanyakan generasi millennial menginginkan cara yang dipakai adalah sharing dan diskusi. Bukan cara-cara konvensional seperti seminar dan kajian. 

“Karena sharing, memakai komunikasi dua arah,  kedua belah pihak melakukan diskusi dengan santai. Sehingga lebih menyenangkan dan dipilih oleh generasi muda,” kata Lestari menambahkan. 

Pertemuan Pimpinan MPR dengan putri Indonesia 2020, itu  ditandai peristiwa menarik. Sesaat sebelum sesi jumpa pers, salah satu awak media melihat kehadiran Louise Kalista Iskandar, peserta asal Sumatera Barat yang tidak lancar melafalkan Pancasila saat gelaran Pemilihan Puteri Indonesia 2020. 

Seketika wartawan meminta Kalista Iskandar untuk mengucapkan Pancasila. Tidak seperti saat pelaksanaan final pemilihan putri Indonesia, kali ini Kalista Iskandar lancar mengucapkan sila-sila Pancasila. Seketika para wartawan kompak meneriakkan “sah” menjadi duta MPR.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement