REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Wabah virus corona atau Covid-19, membuat Desa Wisata Kopi yang terletak di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dalam lima bulan terakhir sepi kunjungan turis mancanegara.
"Sejak November 2019 sudah tidak ada lagi kunjungan turis asing ke sini, padahal biasanya dalam sebulan itu ada tiga sampai lima kunjungan turis asing ke sini," kata Ida Irawati, pengelola tempat wisata itu ditemui di Kabupaten Pasuruan, Jumat (13/3).
Ia mengatakan, wisatawan asing yang sering bekunjung ke tempat tersebut masing-masing dari Australia, Italia, Jerman, Belanda, dan Korea Selatan.
"Mereka ke sini biasanya belajar membuat kopi secara konvensional, selain itu mereka juga ingin melihat langsung kopi dari Pasuruan," kata Ida, menjelaskan.
Ida mengatakan, total jumlah kunjungan wisatawan ke desa tersebut sebelum adanya corona sekitar 200 orang, 50 orang di antaranya turis asing. "Namun untuk saat ini turis asing sudah tidak ada. Tapi untuk turis lokal masih ada kunjungan, sekitar 100 sampai 150 orang setiap bulannya," kata Ida yang menggeluti bisnis kopi sejak 2015.
Luasan lahan di Dusun Gunungsari, lokasi wisata kopi Pasuruan mencapai 35 hektare, dan dikelola bersama 25 anggota kelompok tani setempat, dengan produksi 4 kuintal per 3 hektare dalam sebulan.
Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim diakui tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah setempat melalui pintu masuk Juanda pada Januari 2020 turun sebesar 17,03 persen, dibandingkan jumlah kunjungan wisman bulan Desember 2019, yaitu dari 20.546 kunjungan menjadi 17.047 kunjungan. Dominasi kunjungan adalah wisatawan berkebangsaan Malaysia yang mencapai 4.603 kunjungan atau turun 29,77 persen.
Kemudian, diikuti kebangsaan Singapura dengan 1.873 kunjungan atau turun 40,52 persen, dan kebangsaan China sebanyak 1.784 kunjungan atau turun sebesar 6,65 persen dibandingkan Desember 2019.