REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengakui hingga saat ini belum ada kebijakan khusus terkait merebaknya virus corona di Indonesia.
"Kami belum ada kebijakan khusus di Masjid, kampus, sekolah, rumah sakit, kantor, dan amal usaha Muhammadiyah lainnya. Kami mengikuti protokol yang diterbitkan Pemerintah," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (13/3).
Meski demikian, Muhammadiyah memiliki program nasional untuk melayani dan menanggulangi pandemi corona ini. Terdapat 20 rumah sakit Muhammadiyah yang dipersiapkan untuk kepentingan layanan tersebut.
Program nasional ini, dua di antaranya program Sadar Faktor Resiko (Safari) Covid-19 dan Gerakan Memberi Masker (Gemes) Covid-19. Safari Covid-19 adalah program pemberdayaan masyarakat untuk paham dan sadar apakah dirinya merupakan kelompok risiko atau tidak. Sedangkan program Gemes Covid-19 merupakan gerakan mendorong masyarakat memberikan masker kepada orang-orang yang sakit flu
Sebelumnya, Abdul Mu'ti juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, dan tidak memberikan informasi yang berlebihan. Dia juga mengimbau masyarakat senantiasa berhati-hati dan menjaga diri sesuai dengan prosedur kesehatan.
Salah satu amal usaha Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Surakarta telah melakukan langkah langkah pencegahan terkena virus Covid-19 itu. Seluruh civitas akademika UMS diminta selalu memperhatikan kebersihan dan selalu mencuci tangan baik dengan sabun maupun mengunakan hand sanitizer. Kampus juga membatasi para civitas akademika menggelar program ke luar negeri.