Jumat 13 Mar 2020 15:07 WIB

Prihatin Pariwisata di Bali, Putu Supadma Bagikan Masker

Masker langsung ludes dan jadi rebutan pekerja pariwisata.

Anggota Komisi VI DPR RI/Fraksi Demokrat dapil Bali Putu Supadma Rudana membagikan ratusan masker kepada masyarakat Bali secara gratis pada Jumat (13/3) pagi.
Foto: dokpri
Anggota Komisi VI DPR RI/Fraksi Demokrat dapil Bali Putu Supadma Rudana membagikan ratusan masker kepada masyarakat Bali secara gratis pada Jumat (13/3) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Merebaknya virus corona di Indonesia yang jadi ancaman bagi pariwisata Bali membuat prihatin anggota Komisi VI DPR RI/Fraksi Demokrat dapil Bali Putu Supadma Rudana. Sebagai sikap empati dan keprihatian, Usai mengecek tingkat hunian sejumlah hotel yang terus menurun akibat dampak virus corona, Putu Supadma Rudana yang membidangi industri, perdagangan dan BUMN turun langsung menyusuri kawasan pariwisata pantai Sanur, dengan membagikan ratusan masker secara gratis pada Jumat (13/3) pagi.

Hampir sepanjang garis Pantai Sanur, politikus Demokrat asal desa Peliatan, Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar ini membagikan masker secara gratis kepada wisatawan dan pekerja pariwisata di Pantai Sanur. Tak sampai hitungan jam, masker langsung ludes dan jadi rebutan pekerja pariwisata.

"Masker ini kita bagikan kepada para pekerja wisata, khususnya para ibu-ibu yang selalu menjadi tulang punggung keluarga untuk memperoleh rezeki dari kepariwisataan. Kita harus jaga dan bangga kepada mereka, karena  mereka adalah pejuang kepariwisataan Indonesia yang selalu hadir memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Bali, baik menjadi nelayan, pedagang, penjual kerajinan maupun memberikan pelayanan lainnya kepada wisatawan yang membuat mereka  menjadi garda terdepan kepariwisataan yang sangat rentan dengan kondisi terlular pandemi virus corona. Oleh karena itu, kita harus ikut berupaya bersama masyarakat mencegah penyebaran virus corona. Salah satunya bagi-bagi masker gratis ini," ujar Putu dalam siaran persnya, Jumat.

Putu juga sekaligus mengedukasi pekerja pariwisata dan wisatawan untuk menggunakan masker ketika beraktivitas sebagai antisipasi mencegah penularan virus corona. Masker N95 tersebut langsung dipakaikan kepada salah satu pekerja pariwisata asal Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Ni Putu Widia.

Menurutnya penyebaran virus corona bisa diantisipasi dengan pola perilaku dan hidup sehat. "Saat ini kita harus gerakan sosialisasi hidup bersih, cuci tangan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, serta kerabat terdekat. Saling berbagi dengan memberikan masker bagi masyarakat yang sedang dalam kondisi kurang sehat. Ini harus terus kita lakukan dan tidak boleh sepelekan kebiasaan ini. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati," ujarnya.

Wasekjen DPP Demokrat ini pun berharap pemerintah di Bali lebih sigap dan lebih serius serta fokus menangani virus corona. "Saya sudah keliling ke sebagian Kuta, Nusa Dua, dan Ubud yang saat ini terlihat sangat sepi karena dampak corona ini. Pemerintah Bali harus siapkan pengukur suhu dan hand sanitizer di setiap tempat. Izin keramaian kalo perlu untuk sementara ditangguhkan. Pendapatan devisa dari pariwisata penting, namun kita harus lebih fokus mencegah sumber malapetaka bagi pariwisata kita yaitu penanganan dan mencegah Virus Corona itu sendiri," ujar mantan anggota Komisi X DPR RI bidang pariwisata periode 2017-2019 ini.

Putu juga mengingatkan pada sidang paripurna DPR RI di Senayan Jakarta Senin lalu (6/2) dirinya meminta kepada pemerintah khususnya kepada Presiden Jokowi supaya mencegah masuknya Virus Corona ke Indonesia. Saat itu Virus Corona baru merebak di Wuhan China dan belum meluas ke negara-negara di dunia. 

"Saya sudah pernah sampaikan ke pemerintah jangan pernah abai untuk mencegah virus corona masuk ke Indonesia dengan melakukan berbagai upaya maksimal. Karena dampak virus corona ini adalah pada perekenomian. Kekhawatiran kami terjadi. Sekarang masyarakat harus bersama-sama mencegah virus corona ini agar tidak mewabah secara luas," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement