REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta semua pihak mengantisipasi melonjaknya jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD), khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ma'ruf mengatakan demikian, lantaran dalam beberapa waktu terakhir 22 kabupaten/kota telah terpapar penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang mengakibatkan korban meninggal mencapai 39 orang dengan 3.284 kasus DBD.
"Kita ingin kembali supaya menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), ini lemah lagi, antara lain dengan gerakan 3M, kemudian membangun hidup bersih, kita ingin agar itu digiatkan kembali," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (13/3).
Ma'ruf mengungkap, Pemerintah pusat telah mengantisipasi dengan mengirim tenaga medis tambahan ke wilayah tersebut. Diharapkan, hal ini bisa mengantisipasi lontakan pasien di rumah sakit yang ada. "Saya kira ini pemerintah sudah mengantisipasi untuk dengan mengirim tenaga medis ke NTT," ujarnya.
Sebelumnnya, Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan 22 kabupaten/kota telah terpapar penyakit demam berdarah dengue (DBD). Jumlah korban meninggal mencapai 39 orang dengan 3.284 kasus DBD.
"Semua kabupaten/kota di NTT telah terpapar dengan kasus penyakit DBD. Serangan penyakit DBD yang sebelumnya hanya terjadi pada lima kabupaten/kota ternyata telah menyebar ke semua kabupaten di NTT," kata Asisten Bidang Pemerintahan Setda NTT Jamal Ahmad usai membuka kegiatan Bakohumas terkait penanganan kasus DBD, Jumat (13/3).
Ia mengatakan, Kabupaten Sikka merupakan wilayah yang mengalami kasus DBD tertinggi di NTT dengan 14 orang meninggal dan 1.234 kasus DBD. "Korban yang meninggal itu merupakan penderita DBD selama tiga bulan terakhir, serangan penyakit DBD di NTT saat ini sangat ganas," katanya.