REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aksi Cepat Tanggap (ACT) menegaskan bahwa aktivitas yang dilakukan di New Delhi, India, adalah program kemanusiaan. Program tersebut berupa bantuan santunan kepada keluarga korban yang tewas pascakerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Kami masuk (beri bantuan) setelah kerusuhan terjadi,” kata President ACT Ibnu Khajar saat dihubungi Republika, Jumat (13/3).
Dia menjelaskan, program sosial kemanusiaan itu merupakan yang perdana dilakukan mengingat belum ada permasalahan sosial-kemanusiaan yang terjadi sebelumnya di India. Program lainnya yang pernah dilancarkan ACT di India sebelum kerusuhan terjadi, kata dia, adalah penyaluran dana kurban dari umat di Indonesia.
Adapun dana bantuan santunan yang masuk ke India dari ACT sebesar Rp 500 juta. Jumlah ini diberikan kepada keluarga korban yang tewas sebanyak 47 jiwa. Sedangkan penyalurannya, kata Ibnu, dimulai melalui komunikasi kepada masjid-masjid yang ada di sekitar wilayah kerusuhan.
Dia pun mejelaskan, bantuan dari ACT di New Delhi masih sangat terbatas. Untuk itu ke depannya, dia mengajak umat untuk mengulurkan tangan kembali membantu para korban di New Delhi. Bantuan ke depannya, lanjutnya, berupa perbaikan sarana dan prasarana umat yang ada.
“Ke depan kita ingin bantuannya itu membetulkan rumah-rumah yang rusak, atau ruko-ruko (rusak) yang terdampak dari kerusuhan yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya diketahui, terdapat pemberitaan dari salah satu media nasional yang menuduh ACT membiayai kerusuhan di New Delhi. Terkait hal ini, Ibnu telah memberikan bantahan saat dimintai konfirmasi oleh Republika. Pihaknya juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada Republika karena telah melakukan kroscek terhadap suatu isu secara berimbang sebelum diberitakan kepada publik.
“Sampaikan salam saya kepada tim Republika, terima kasih karena sudah konfirmasi terlebih dahulu sebelum menulis (berita),” ucapnya.