REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menilai pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang foto risiko kontaminasi terbesar virus Corona (COVID-19) di Kereta Rel Listrik (KRL) saat rapat dengan seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta sebagai langkah mitigasi risiko. Edi menilai kewaspadaan terhadap penyebaran Corona memang perlu terus ditingkatkan.
"Penumpang KRL ini pada saat sibuk kan berdesak-desakan, jadi mungkin Bapak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan kita karena memang KRL jurusan Bogor itu paling padat di saat jam-jam sibuk," ujar Edi saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (13/3).
Edi mengatakan operasional KRL Jabodetabek hingga saat ini masih berjalan normal. Edi menilai tidak ada penurunan penumpang dalam jumlah signifikan. Ia menilai hal ini lantaran KRL sudah menjadi primadona untuk kebutuhan masyarakat Jabodetabek bekerja.
"KRL 826 perjalanan sehari, sekarang sudah jadi 930 (perjalanan per hari), kalau kita potong 100 perjalanan, bagaimana orang ke kantor, kita tetap harus tetap jadi pelayan publik supaya bisa mengantar orang ke kantor," ucap Edi.
Edi menyebut KAI telah melakukan sejumlah langkah preventif dalam mencegah penyebaran virus Korona baru, baik untuk KRL Jabodetabek, kereta jarak menengah, maupun jarak jauh berupa sosialisasi kepada calon penumpang untuk mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer di semua KRL yang telah disiapkan dan mendorong penggunaan masker bagi penumpang yang sedang dalam kondisi sakit.
"Hand sanitizer sudah (ada). Kemarin di Gambir ada 10 (Hand sanitizer), delapan di bawah, di atas dua. Cuma mohon masyarakat gunakan seperlunya," kata Edi.
KAI, lanjut Edi, juga sedang memperluas penyediaan termometer gun untuk mengukur suhu tubuh penumpang. Edi menyampaikan sejauh ini pemeriksaan suhu tubuh dengan thermometer gun telah dijalankan di stasiun-stasiun besar seperti Stasiun Gambir, Senen, Surabaya, dan Semarang.
"Tapi nanti kalau bisa di seluruh stasiun yang kepadatan penumpangnya cukup banyak akan disiapkan thermometer gun," ucap Edi.
Tak hanya itu, lanjut Edi, KAI juga sedang mempersiapkan ruang isolasi sebagai penanganan awal bagi pasien yang diduga terpapar Korona. KAI juga telah membeli sejumlah pakaian hazmat atau pakaian dekontaminasi sebagai perlengkapan perlindungan untuk personel dalam menangani penumpang yang diduga terpapar Korona.
"Termasuk pembelian alat pelindung diri sesuai arahan kementerian BUMN kita harus menyediakannya dan kita sudah membeli beberapa," lanjut Edi.