REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) segera merealisasikan aksi pembelian kembali (buyback) saham. Adapun jumlah saham yang akan dibeli yaitu sebanyak-banyaknya senilai Rp 3 triliun.
Rencana tersebut sudah disampaikan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). "Pembelian akan dilakukan secara bertahap dalam periode 13 Maret 2020 sampai dengan 12 Juni 2020," kata Sekretaris Perusahaan, Amam Sukriyanto, Jumat (13/3).
Lebih lanjut, dijelaskan pula jumlah saham yang akan dibeli kembali minimal 7,5 persen dan maksimal 20 persen dari modal yang disetor. Sedangkan dana pembelian akan menggunakan kas dari internal perusahaan.
Amam memastikan aksi buyback ini tidak akan berdampak terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, atau kelangsungan bisnis perusahaan. Menurutnya, transaksi pembelian kembali saham telah memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan perseroan.
"Dampak terhadap biaya operasional tidak material, sehingga laba rugi
diperkirakan masih sejalan dengan target," terang Amam.
Selain BRI, emiten BUMN yang juga merealisasikan aksi buyback yaitu PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Wijaya Karya Tbk.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN telah melakukan koordinasi dengan 12 BUMN yang akan melakukan buyback. "Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yang akan buyback nilainya Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun," ujar Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/3).
Arya memerinci, BUMN-BUMN yang akan melakukan buyback terdiri atas BUMN perbankan seperti BRI, Mandiri, BTN, BNI; BUMN konstruksi seperti Wijaya Karya, Adhi Karya, PP, Jasa Marga, Waskita; dan BUMN pertambangan seperti Antam, Bukit Asam, serta Timah. Arya mengatakan rencana buyback saham BUMN tak lepas dari penurunan IHSG.