Jumat 13 Mar 2020 19:42 WIB

Gerindra: Prabowo Susah Ngalahin Satrio Piningit di Pilpres

Gerindra yakin Prabowo bisa menang di Pilpres 2024.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Arief Poyuono (kiri).()
Arief Poyuono (kiri).()

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan Prabowo Subianto masih mampu menang bila lawannya adalah nama-nama seperti Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Tito Karnavian hingga Anies Baswedan. Pernyataan ini disampaikan Arief terkait  survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang menyebut popularitas Prabowo kian meredup.

"Belum tentu kalah, menurut saya pak Prabowo masih punya kans besar untuk memenangkan pilpres di depan kalau yang dilawan hanya tokoh-tokoh seperti itu," kata Arief dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).

Baca Juga

Meski begitu, Arief menyebut, Prabowo baru bisa kalah bila ada tokoh seperti sosok Joko Widodo yang mengalahkannya dalam pilpres 2019 lalu. Arief menyebut, tokoh -tokoh yang dimunculkan IPO dianggap belum ada yang mendekati ketokohan Jokowi.

"Artinya kalau tokoh yang muncul itu adalah tokoh dari bawah, kalau dalam istilah jawanya itu muncul satrio piningit, munculnya itu dari bocah angon, Prabowo susah ngalahin itu," klaim Arief.

Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menyatakan bahwa Prabowo Subianto masih menjadi tokoh politik terpopuler dari tokoh politik lain yang dinilai memiliki potensi untuk berkontestasi di 2024. Namun, popularitas Prabowo kian menurun.

Berdasarkan survei yang digelar IPO, popularitas Prabowo mencapai 92,6 persen. Namun, sebayak 64,5 persen meyakini Prabowo bakal kalah jika berkontestasi di Pilpres 2024.

 "Trend empiris 2024 mengarah pada tokoh-tokoh dengan performa baru, kondisi ini memungkinkan menjadi titik akhir petualangan politik elektoral Prabowo Subianto," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, dalam diskusi yang digelar pada Jumat (13/3).

Menurut Dedi, jikapun mendapat pasangan politik dari Parpol terkuat sekalipun, Prabowo tetap Iebih berpeluang kalah dibanding menang. Jika takdir memenangkan, menurut dia, Prabowo perlu bekerja ekstra keras.

"Redupnya Prabowo Subianto sebuah keniscayaan dari political fatigue public. Sementara nama popular yang mulai mengemuka memiliki tantangan yang tidak kalah berat," ujar dia.

Untuk diketahui, Survei IPO ini digelar pada 1 sampai 31 Januari 2020. Survei ini dilakukan dengan pruposive sampling sebanyak 1600 orang dari 27 provinsi, dengan margin of error 4,5.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement