Jumat 13 Mar 2020 21:13 WIB

Pertamina dan Rumah Zakat Bantu Program Wirausaha Pupuk Cair

Pada prinsipnya pengelolaan sampah tidak lepas dari konsep Reduce, Reuse, dan Recycle

Red: Gita Amanda
Pertamina dan Rumah Zakat bantu program wirausaha pupuk cair.(Rumah Zakat)
Foto: Rumah Zakat
Pertamina dan Rumah Zakat bantu program wirausaha pupuk cair.(Rumah Zakat)

REPUBLIKA.CO.ID, ASAHAN -- PT Pertamina (Persero) FUEL Terminal Kisaran bersinergi dengan Rumah Zakat dalam program bantuan Wirausaha Pupuk Cair dari Sampah. Program ini diimplementasikan di Kelurahan Kisaran Baru, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Sekelompok warga yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bina Mandiri di Kelurahan Kisaran Baru melakukan pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos cair. Pada prinsipnya pengelolaan sampah tidak lepas dari konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

Baca Juga

"Nah untuk proses Reduce, kesadaran masyarakat kita sudah cukup baik. Sekarang tinggal bagaimana membangun kesadaran warga dalam Reuse dan Recycle sampah yang ada, salah satunya melalui pengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair ini. Sehingga diharapkan, sampah organik yang tadinya dibuang begitu saja, juga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi warga,” jelas Eko Priadi, Project Fasilitator Rumah Zakat.

Proses daur ulang sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos cair ini dimulai dari proses pengumpulan sampah oleh warga untuk kemudian dilakukan pengolahan melalui proses pembusukan di dalam tabung komposter.

Proses pembusukan sampah itu sendiri dapat memakan waktu 15 - 20 hari hingga akhirnya menghasilkan produk pupuk kompos cair yang siap digunakan untuk tanaman. Sampah organik yang diolah untuk menjadi pupuk kompos cair ini terdiri dari beberapa macam sampah, seperti sampah dedaunan, sisa sayuran, kulit pisang, ampas tebu, dan lain sebagainya.

“Untuk tahap awal ini kita masih uji coba dulu. Jadi beberapa kelompok warga mengolah sampah dengan jenis tertentu yang sudah ditetapkan. Nah nanti setelah ada hasilnya, kita akan lakukan proses uji laboratorium untuk mengetahui kadar dan komposisi kandungannya apa saja. Setelah tahu jenis sampah apa yang komposisi kandungan komposnya paling bagus, itu nanti yang akan diproduksi secara massal,” ungkap Rahmat, Ketua Kelompok Usaha Bina Mandiri.

Dengan adanya program ini, diharapkan volume sampah organik rumah tangga yang berakhir di tempat pembuangan sampah dapat diminimalisir. Disamping itu, hasil pengolahan sampah organik yang berupa produk kompos cair tersebut juga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement