REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Setiap Ahad, hampir seribu orang pergi ke Asosiasi Muslim Puget Sound, masjid terbesar di negara bagian Washington, untuk berdoa, bersosialisasi, dan belajar bersama. Merebaknya virus corona (covid-19) membuat aktivitas masjid kian terbatas.
Dilansir di Huffpost, Sabtu (14/3) pekan lalu, kepemimpinan masjid melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan dalam 14 tahun keberadaannya yakni menunda shalat Jumat.
Penangguhan itu sebagai tanggapan terhadap merebaknya virus corona yang telah menginfeksi hampir 400 orang di Washington.
Kasus pertama yang dilaporkan di negara itu yang diumumkan pada Januari, hanya beberapa mil jauhnya dari masjid, di Kabupaten Snohomish.
Sejak itu, virus telah menyebar ke seluruh negara bagian dan menyebabkan setidaknya 30 kematian akibat virus corona.
Sedangkan agenda Ramadhan yang jatuh pada 23 April nanti, para pemimpin Muslim Amerika telah dipaksa untuk menilai kembali rencana mereka seperti menggelar buka puasa bersama dan aktivitas ibadah Ramadhan lainnya. Hal itu dilakukan untuk melindungi jamaah mereka selama wabah.
Masjid-masjid di seluruh negeri telah mengirim buletin kepada para anggotanya, mendesak para jamaah untuk menerapkan praktik-praktik terbaik ketika menghadiri shalat berjamaah.
Imam mengatakan kepada jamaah untuk membawa sajadah mereka sendiri dan tinggal di rumah jika mereka sakit, dan juga membatalkan program ekstrakurikuler. Sekolah-sekolah Islam menggeser kelas ke sesi terpencil.
Muslim Amerika yang akan berangkat ke Arab Saudi untuk naik haji juga harus membatalkan perjalanan itu. Beberapa masjid, seperti Asosiasi Muslim Puget Sound, menutup kegiatan di mana kelompok-kelompok besar akan berkumpul. Keputusan ini dinilai 'menghancurkan' hati bagi banyak jamaah.
"Sangat menyedihkan melihat masjid kami dekat seperti itu, tapi tak ada aktivitasnya," kata seorang guru lokal yang juga jamaah masjid, Shamaa Farag.
Meskipun tinggal di sebelah masjid lain, Farag selalu melakukan perjalanan 30 menit ke MAPS setidaknya sekali dalam satu pekan. Sedangkan kedua anaknya dapat berpartisipasi dalam acara budaya sementara dia membantu dalam perencanaan program antaragama. "Kami semua berkumpul di sana begitu lama," tambahnya.
Virus corona telah mencapai tingkat pandemi. Hal itu disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan 114 negara yang terkena dampak dan lebih dari 4.000 kematian secara global.
Sejak wabah, negara-negara bagian di Amerika telah memperketat perbatasan mereka, pasar saham telah jatuh, rak-rak di supermarket telah dikosongkan, dan individu-individu telah mengkarantina diri dan mengumumkan langkah-langkah drastis dalam upaya untuk melindungi diri mereka sendiri. Begitu pula yang terjadi pada jamaah masjid.
Di sisi lain, banyak masjid Amerika masih memperdebatkan apakah akan menunda shalat Jumat atau tidak. Namun demikian hampir semua dari mereka telah meminta jamaah untuk memperhatikan tindakan pencegahan kebersihan yang ditentukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Keyakinan Islam.
Sebagaimana diketahui, Islam mengharuskan jamaah untuk mengambil wudhu sebelum shalat. Di mana hal itu merupakan bagian dari kebersihan.
Majelis Ahli Hukum Muslim Amerika, sebuah organisasi independen dari para cendekiawan dan pakar agama Sunni, telah mendorong para anggota dewan masjid untuk menunjuk area-area di aula-aula bagi mereka yang memiliki gejala mirip flu dan untuk menginstruksikan para jamaah yang sakit mengenakan topeng selama shalat.
"Kami akan mengambil langkah ini selangkah demi selangkah," kata Direktur urusan Agama di Islamic Center of Connecticut, yang telah keluar masuk pertemuan dengan beberapa pemimpin masjid selama beberapa pekan terakhir, Nihal Khan.
Connecticut menjadi tuan rumah sekitar 500 jamaah setiap pekannya untuk shalat Jumat. Namun, aktivitas shalat Jumat di masjid tersebut juga ditangguhkan untuk pekan ini serta program lainnya.
Khan mengatakan bakal ada kemungkinan lebih banyak pembatalan dalam beberapa hari dan pekan mendatang.
"Masjid ini juga berencana untuk mempersingkat layanan shalat Jumat mendatang, sebuah keputusan yang tidak dibuat enteng, karena kepentingan keagamaannya," kata Khan.
Dia menambahkan, jika wabah tidak surut pada awal Ramadhan, masjid akan dipaksa untuk menunda shalat dan shalat malam, yang membawa hampir 300 orang per hari.
Di New York, dilaporkan setidaknya dua masjid yakni Hillside Islamic Center di New Hyde Park dan Masjid Hamza di North Valley Stream, meminta jamaah dalam email untuk membawa karpet doa mereka sendiri dan menghindari berjabatan tangan dengan orang lain.
Islamic Center of New York University menghentikan sholat Jumat sampai pemberitahuan lebih lanjut, sesuai dengan penangguhan pertemuan besar universitas.
Islamic Center of Central Missouri juga mengumumkan penangguhan shalat Jumat dalam email yang dikirim ke jamaah.
Pusat Komunitas Muslim Toledo, di Ohio, pun mengumumkan penutupan sepenuhnya, termasuk doa harian, layanan Jumat, dan sekolah Islamnya.
Di Chicago, Pusat Komunitas Muslim menangguhkan semua kegiatan dengan pengecualian doa dan mencatat bahwa pembatasan dapat berubah.
Masjid-masjid di Dearborn, Michigan, meletakkan peta kertas satu kali di atas sajadah tempat para Muslim menundukkan kepala mereka beberapa kali dalam doa.
Sedangkan sekolah-sekolah Islam di New Jersey, termasuk Pillars Academy dan Noor Ul Iman School, diputar untuk pembelajaran jarak jauh sementara satu sekolah akhir pekan yang berbasis di Edison menangguhkan kelas sepenuhnya. Sebuah masjid di dekatnya, Islamic Center of Central Jersey, juga menangguhkan layanan Jumat selama tiga pekan ke depan.