REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengurus Pusat Asosiasi Pesantren NU (Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama RMI-NU) mengeluarkan surat edaran tentang protokol pencegahan penyebaran Covid-19 pada pondok pesantren.
Surat edaran itu isinya 12 imbaun PP RMI-NU kepada pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk meminimalkan terpaparnya Covid-19.
Baca Juga
Berikut 12 imbauan Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama yang ditandatangani Ketua H Abdul Ghofarozzin dan Sekretaris Habib Sholeh.
- Semua orang yang masuk ke pesantren, baik guru, tamu, santri, wali santri, harus dicek suhu panas badannya menggunakan thermometer inframerah genggam atau yang dikenal dengan thmometer tembak.
- Jika suhu badan tamu, guru, santri wali santri, melebihi dari 37,3 derajat celcius, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan masuk area pesantren.
- Semua orang yang masuk ke pesantren baik guru, tamu, santri wali santri harus cuci tangan menggunakan sabun atau disinfektan yang telah disediakan.
- Pesantren menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di setiap pintu masuk pesantren, madrasah, sekolah perguruan tinggi, dan asrama, masjid mushola, dan rumah pengasuh, dan para ustadz (asatidz).
- Di setiap pintu masuk diberikan informasi tata cara cuci tangan yang benar dan dikontrol pelaksanaannya baik oleh sesama santri ataupun asatidz.
- Pesantren harus absensi dan monitor kesehatan santri secara rutin baik di kelas, asrama, maupun dalam aktivitas lainnya.
- Kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang terutama masyarakat umum perlu ditunda untuk sementara waktu.
- Pesantren perlu menyediakan ruangan isolasi yang dapat digunakan guru, santri, dan pengurus pesantren jika mengalami flu, batuk demam, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan dan badan terasa letih.
- Jika setelah mendapatkan penanganan gejala-gejala tersebut tidak segera reda atau turun, maka pesantren harus segera merujuk yang bersangkutan ke rumah sakit terdekat.
- Pesantren perlu bekerjasama dengan Puskesmas, Rumah Sakit, dan tim media, untuk terus memantau kondisi kesehatan santri, ustadz, dan pengurus pesantren.
- Sebagai upaya pencegahan, pesantren perlu menggalakan aktivitas yang dapat meningkatkan imunitas tubuh santri dan pengurus pesantren dan mengkonsumsi vitamin C.
- Membaca qunut nazilah, shalawat thibbil qulub dan doa tolak bala sebagai ikhtiar kita kepada Allah agar pesantren dan seluruh bangsa Indonesia terselamatkan dari virus dan bencana ini.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement