Sabtu 14 Mar 2020 13:21 WIB

Erick Thohir Dorong Konsolidasi BUMN RS dan Perhotelan

Erick Thohir yakin konsolidasi bisa meningkatkan kualitas layanan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit (RS) Pertamina Jaya di Jakarta.(Antara/Muhammad Adimaja)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit (RS) Pertamina Jaya di Jakarta.(Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong konsolidasi BUMN-BUMN yang bergerak di bidang perhotelan dan rumah sakit. Penerapan konsolidasi diharapkan mampu mendorong optimalisasi hotel-hotel dan RS yang dimiliki BUMN.

Erick menilai nantinya pembentukan konsolidasi rumah sakit dan hotel bisa saling bersinergi dalam mendorong peningkatan kualitas layanan. Hal ini dia katakan saat meninjau RS Pertamina Jaya di Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (11/3).

Baca Juga

Erick tertarik dengan keberadaan Hotel Patra Jasa milik anak usaha Pertamina yang berada tepat di sebelah RS Pertamina Jaya. Menurut Erick, holding rumah sakit dan holding perhotelan bisa saling membantu dalam meningkatkan daya saing.

"Yang menarik, kalau kadang-kadang orang pergi ke Singapura, dirawat dekat hotelnya, ini sebelahan. Nanti juga kita pastikan, jadi tidak usah ke Singapura lagi, bisa di sini tapi kita akan terus upgrade," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (11/3).

Erick merujuk model medical tourism atau wisata medis yang sudah lebih dahulu dikembangkan Singapura. Menurut Erick, BUMN-BUMN bisa melakukan optimalisasi guna mendorong terwujudnya pengelolaan hotel dan RS yang menjadi pilihan masyarakat.

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN Iswandi Said menyambut positif rencana Erick dalam konsolidasi BUMN perhotelan dan RS. Iswandi menilai model medical tourism melalui konsolidasi BUMN perhotelan dan RS sangat potensial ke depan.

"Ini sangat potensi itu yang sebenarnya kita inginkan juga, saling menunjang, kalau orang pergi berobat kan keluarganya tidak mungkin tinggal di RS," ujar Iswandi saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (13/3).

Kata Iswandi, konsolidasi tetap dilakukan terpisah sesuai bisnis utama antara konsolidasi BUMN perhotelan dan konsolidasi BUMN RS.

"Menurut saya nggak mungkin digabung, ada klaster hotel dan klaster RS. Intinya bisa berkolaborasi, termasuk dengan BUMN lain di transportasi. Nanti kalau holding-holding ini jadi, tinggal dikawinkan saja, lebih enak seperti itu," ucap Iswandi.

Kementerian BUMN, kata Iswandi, telah menunjuk konsultan yang sedang melakukan kajian untuk mencari formula terbaik dalam konsolidasi BUMN perhotelan atau BUMN RS.

Iswandi menyebut kajian dilakukan secara komprehensif dengan melihat aspek bisnis, hukum, akuntansi, hingga nilai aset.

"Apakah nanti kita melebur atau apa, banyak pertimbangan, apalagi dengan kondisi sekarang Korona juga memengaruhi bisnis kita," ucapnya.

Iswadi berharap realisasi konsolidasi BUMN perhotelan mampu terwujud dalam waktu enam bulan ke depan. Iswandi enggan membicarakan kemungkinan HIN menjadi induk dari holding BUMN perhotelan. Meski begitu, kata Iswandi, HIN akan bersiap begitu diminta menjadi induk holding.

"Belum ada (keputusan induk), tapi kalau dari pesan Pak Menteri kan kita harus kembali ke core business. Kita harus siap. Yang menilai kita sanggup ya pemegang saham," ungkap Iswandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement