REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pelatih Arsenal Mikel Arteta menyampaikan kondisinya telah lebih baik usai dinyatakan positif Covid-19. Dia menyampaikan terima kasih kepada semua perhatian dan dukungan yang diberikan.
Menurut Arteta, saat ini seluruh dunia sedang menghadapi tantangan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengingatkan, kesehatan semua orang adalah yang terpenting saat ini.
"Lindungi satu sama lain dengan mengikuti pedoman. Kita akan bahas bersama,” kata Arteta, lewat Twitter pribadinya, dilansir dari BBC, Sabtu (14/3).
Setelah pelatih asal Spanyol itu dinyatakan positif corona, klub menutup tempat latihan dan orang-orang yang melakukan kontak dengan Arteta dikarantina. Liga Inggris juga langsung mengambil tindakan yaitu dengan menghentikan liga hinga 4 April.
Menurut Arteta, keputusan tersebut adalah keputusan yang tepat. Direktur Pelaksana Arsenal, Vinai Venkatesham, berharap seluruh orang agar menjaga diri dan mengkarantina diri.
Hal itu sudah dilakukan olah The Gunners secara keseluruhan. Dia mengatakan, kesehatan tim dan masyarakat luas adalah prioritasnya saat ini.
"Kami sedang dalam dialog aktif dengan semua orang yang relevan untuk mengelola situasi ini dengan tepat dan kami berharap untuk kembali ke pelatihan dan bermain segera setelah saran medis memungkinkan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Beberapa pemain Arsenal melakukan karantina sendiri setelah pemilik Olympiakos, Evangelos Marinakis, dinyatakan positif Covid-19. Marinakis bertemu dengan sejumlah pemain ketika Arsenal menjamu Olympiakos dalam pertandingan Liga Eropa 20 Februari di Emerates Stadium.
Selain Arsenal, bek Manchester City, Benjamin Mendy juga dikarantina sebagai tindakan pencegahan setelah seorang anggota keluarganya dirawat di rumah sakit yang menunjukkan gejalan Covid-19. Tiga pemain utama Leicester City juga sedang melakukan karantina karena menunjukkan gejala serupa.
Covid-19 tak hanya memengaruhi sepakbola Inggris, namun pertandingan di Italia, Spanyol, Jerman, Belanda, Portugal, dan Amerika Serikat juga ditunda. Hal itu dilakukan untuk mencegah virus yang awalnya merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut tak menyebar lebih luas.