REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong para pengrajin tempe dan tahu untuk bisa menjadi eksportir. Teten menilai dua makanan khas Indonesia itu punya peluang dan cukup digemari masyarakat di pasar global.
"Tempe dan tahu komoditasnya sangat diperlukan sebagai menu makanan sehat. Kita mendorong koperasi di sektor riil bisa menghasilkan produk untuk pasar global," kata Teten dalam keterangannya, Sabtu (14/3).
Teten pun menyebut adanya wacana ekspor tempe dalam bentuk keripik dan beku. Setidaknya, konsumen tempe di luar negeri bisa datang dari orang Indonesia yang berada di luar negeri. Selain itu, terbuka pula pasar bagi para jamaah haji dan umroh yang kerap kali menginginkan ada makanan asli Indonesia saat menjalankan ibadah.
Masyarakat dunia menurut Teten juga sudah mulai menggemari tempe. "Kami akan memberikan dukungan yang lebih konkret kepada koperasi tempe dan tahu," ujarnya.
Pihaknya pun meminta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) sebagai distributor langsung komoditas kedelai bisa melakukan efisiensi rantai pasok. Sebab, kedelai sebagai bahan baku utama akan sangat menentukan harga tempe dan tahu dari mulai produksi hingga sampai ke konsumen.
"Kami akan pikirkan lagi dengan Gakoptindo supaya bisa menjadi disributor langsung kedelai sekaligus distributor gas," ujarnya.
Direktur Utama LPDB KUMKM, Supomo, menambahkan bahwa lembaganya terbuka untuk masalah pembiayaan untuk koperasi sektor riil. Tak terkecuali bagi koperasi maupun UMKM yang bergerak di bidang produk tahu dan tempe. Pemerintah siap mendukung lewat fasilitas pembiayaan yang disediakan lewat LPDB.
"Kami terbuka dan akan support usaha masyarakat yang tergabung dalam koperasi tempe tahu," jelas Supomo.