Sabtu 14 Mar 2020 15:31 WIB

Cegah Corona Meluas, Bali Diimbau Lockdown

Kunjungan wisman memiliki pengaruh dan risiko penularan virus corona ke masyarakat.

Wisatawan mancanegara beraktivitas di kawasan obyek wisata Pura Taman Ayun, Badung, Bali, Kamis (12/3/2020). (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan mancanegara beraktivitas di kawasan obyek wisata Pura Taman Ayun, Badung, Bali, Kamis (12/3/2020). (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi virus corona jenis baru atau Covid-19 bisa menginfeksi hampir 4.000 orang per hari saat mendekati masa puncak penyebaran pada bulan Mei nanti. Anggota DPR RI Fraksi Demokrat dapil Bali, Putu Supadma Rudana mendukung adanya wacana lockdown atau menyetop sementara kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Bali. Ia menilai, kunjungan wisman tersebut memiliki pengaruh dan risiko besar penularan virus corona ke masyarakat.

"Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali tentu akan berpengaruh kepada cepatnya penyebaran virus corona di Bali. ini sangat membahayakan bagi masyarakat, kita tidak boleh anggap remeh pandemi Covid-19 ini. lebih baik pemerintah pusat dan pemprov Bali segera me-lockdown untuk menghadapi wabah ini," ujarnya, Sabtu (14/3).

Anggota komisi VI ini bahkan memuji sikap beberapa negara seperti Italia, Irlandia, Denmark, Filipina dan Cina yang melakukan hal tersebut sebagai bagian dari mengamankan negaranya dari ancaman virus Corona.

"Negara-negara lain telah mengambil sikap yang cepat dan tanggap untuk me-lockdown negaranya guna mengamankan warganya agar tidak tertular virus corona. jadi kita harus menutup sementara kedatangan wisatawan asing dari jalur darat, udara maupun laut hingga kondisi semakin membaik. apa yang disampaikan oleh BIN ini tentu saja serius sekali, Pemerintah Bali harus berani untuk kesehatan dan keselamatan masyarakat Bali," katanya.

Putu juga meminta pemerintah Indonesia dan Pemerintah daerah Bali khususnya tidak gagap dalam melakukan pencegahan virus tersebut. Pemerintah harus meyakinkan masyarakat untuk tenang dan tidak panik. Ia berharap agar pemerintah menyiapkan ketersediaan kebutuhan pokok, ketersediaan obat-obatan, masker dan ketersediaan informasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement