Sabtu 14 Mar 2020 18:35 WIB

Pilot Pesawat Mendiang Emiliano Sala Ternyata tak Punya Izin

Ibbotson, yang diketahui buta warna, belum pernah melakukan latihan malam.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Karangan bunga untuk Emiliano Sala.(EPA-EFE/Eddy Lemaistre  )
Foto: EPA-EFE/Eddy Lemaistre
Karangan bunga untuk Emiliano Sala.(EPA-EFE/Eddy Lemaistre )

REPUBLIKA.CO.ID, CARDIFF -- Satu fakta mengejutkan diungkap dalam sebuah investigasi tewasnya pemain Cardiff City, Emiliano Sala, dalam kecelakaan pesawat komersil. Dikutip dari Sky Sports, Sabtu (14/3), ternyata pilot yang mengendarai pesawat yang ditumpangi Sala pada 21 Januari tahun lalu itu, tidak memiliki lisensi.

 

Sala saat itu hendak menuju Cardiff dari Nantes, Prancis, usai merampungkan transfernya ke Liga Inggris. Namun, pesawat Sala jatuh di Terusan Inggris, dimana jasad sang pilot, David Ibbotson, sampai saat ini belum ditemukan.

 

Dibeli seharga 15 juta pound, Sala memecahkan rekor pembelian pemain Cardiff City. Ia membela Nantes selama empat musim, dan menyumbang 42 gol dalam 120 pertandingan. Sebelum kecelakaan fatal tersebut, Sala mengirim pesan WhatsApp ke temannya bahwa pesawat Puper Malibu akan jatuh. 

 

Namun, setelah Air Accident Investigation Branch mengumumkan hasil investigasi, Ibbotson dinilai kehilangan kontrol pesawat setelah terbang secara manual. Hal itu terjadi karena pilotnya tak memenuhi persyaratan mengendalikan pesawat komersil dengan standar keamanan.

 

Ibbotson, yang diketahui buta warna, belum pernah melakukan latihan membawa pesawat pada malam hari. Rating SEP-nya, yang mengizinkan terbang dengan pesawat yang memiliki piston mesin tunggal, telah kedaluarsa tiga bulan sebelum kecelakaan. Sayang, dia tetap dibayar untuk membawa pesawat walaupun tak punya izin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement