REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Banyak roket berjatuhan pada Sabtu (14/3) pagi di pangkalan militer Taji, Irak yang ditempati pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat untuk kedua kalinya dalam satu pekan. Demikian kata sumber keamanan kepada Reuters.
Seorang kolonel Irak di pangkalan itu mengatakan dia mendengar sedikitnya 10 roket menghantam pangkalan dan dapat mendengar sirene meraung-raung. Tak segera jelas apakah ada korban tewas dan tak ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab.
Angkatan bersenjata Irak menemukan sebuah truk membawa peluncur roket yang ditinggalkan dan beberapa roket Katyusha yang tak digunakan berada di atas tatakan peluncur itu. Truk itu ditemukan di kawasan dekat Umm al-Izam, kata sumber itu.
Serangan roket serupa pada Rabu di Taji, 20 kilometer sebelah utara Baghdad, menewaskan dua pasukan AS dan seorang prajurit Inggris. Ini mendorong Washington melancarkan serangan udara balasan pada Kamis yang menewaskan enam orang Irak.
AS menyalahkan milisi Irak Kataib Hizbullah yang didukung Iran untuk serangan pada Rabu dan mengatakan serangan udaranya diarahkan ke kelompok itu. Tapi angka korban tewas Irak yang resmi memperlihatkan tiga tentara Irak, dua polisi dan satu warga sipil, dan tak ada orang dari kelompok milisi yang terbunuh.
Irak mengecam serangan udara AS pada Jumat, yang mengatakan serangan itu merupakan pelanggaran kedaulatan dan mengarahkan agresi ke angkatan bersenjatanya. Permusuhan berkepanjangan antara AS dan Iran sebagian besar berlangsung di tanah Irak dalam beberapa bulan terakhir.