Sabtu 14 Mar 2020 22:13 WIB

Pasaman Barat Butuh Pabrik Es untuk Pendingin Ikan

Pasaman Barat hanya ada tiga pabrik es dengan produksi terbatas.

Nelayan (ilustrasi)(ANTARA)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)(ANTARA)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan penambahan pabrik es untuk memenuhi kebutuhan nelayan atas pendingin ikan di daerah itu.

”Kita masih kekurangan pasokan es untuk pendingin ikan," kata Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat, Arial Effendi di Simpang Empat, Sabtu (14/3).

Arial mengatakan saat ini di Pasaman Barat hanya ada tiga pabrik es dengan produksi terbatas.Ketiga pabrik itu terdapat di Suko Mananti dengan produksi lima sampai tujuh ton per hari, pabrik di Air Bangis dengan produksi tiga sampai lima ton per hari dan pabrik di Air Balam dengan produksi 40 sampai 45 ton per hari.

”Dengan kapasitas 60 ton per hari maka nelayan Pasaman Barat sangat kekurangan es karena kebutuhan mencapai 100 ton per hari," ujarnya.

Menurut dia, dengan kondisi itu,Pasaman Barat membutuhkan investor pabrik es sebab kebutuhan nelayan akan pendingin ikan sangat tinggi."Produksi ikan nelayan di Pasaman Barat mencapai 109.000 per tahun. Sangat butuh investor pabrik es," sebutnya.

Terhadap kekurangan itu, maka nelayan berencana mendatangkan es dari luar Pasaman Barat seperti dari Mandailing Natal Sumatera Utara dan Padang dengan harga yang lebih tinggi.Selain itu, pihaknya juga menerima bantuan mesin es curah dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk menambah ketersediaan es.

"Jika es dari Pasaman Barat harganya Rp20 ribu hingga 25 ribu per batang. Jika dari luar Pasaman Barat bisa mencapai Rp30 ribu lebih," katanya.

Pihaknya juga sangat menerima jika ada investor yang ingin membangun pabrik es di Pasaman Barat dengan aturan dan izin yang ada."Kami juga telah sampaikan ke anggota DPD RI agar bisa memperjuangkan adanya penambahan pabrik es di Pasaman Barat," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement