REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketua Federasi Sepak Bola Inggris (FA) Greg Clarke mengatakan kepada operator Liga Inggris bahwa ia khawatir Liga Inggris tak bisa digelar hingga akhir karena virus Corona. Clarke menghadiri pertemuan darurat pada Jumat (13/3) pagi waktu setempat dengan operator Liga Inggris untuk membahas kelanjutan liga dampak dari Corona.
Pertemuan darurat tersebut menghasilkan keputusan seluruh kompetisi dari level bawah hingga atas di Inggris ditunda hingga 3 April. Pertandingan Liga Champions juga terdampak dengan corona.
Penundaan tersebut juga dikhawatirkan membuat kerugian finansial miliaran poundsterling dari siaran televisi. Terutama untuk Liga Primer Inggris yang bisa rugi sebesar 750 juta Poundsterling.
Salah satu tokoh senior dalam dunia penyiaran yang tak disebutkan namanya mengungkapkan apa yang akan terjadi dari penundaan kompetisi tersebut.
"Realitas untuk Liga Premier dan UEFA adalah bahwa jika mereka tidak menyelesaikan musim mereka maka mereka melanggar kontrak penyiaran mereka," kata tokoh tersebut, dilansir dari leeds-live, Sabtu (14/3).
Pertandingan Liga Inggris juga mendatangkan pundi-pundi uang bagi penyiar. Mereka telah menandatangani kontrak dengan televisi setiap pertandingan. Namun jika Liga Inggris dihentikan maka penyiar tersebut akan melanggar kontrak dan diwajibkan membayar kompensasi.
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Inggris mengatakan puncak Corona tak akan sampai pada pertengahan Juni. Menurut mereka, Corona akan terjadi beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, Kepala Eksekutif, Brighton & Hove Albion, Paul Barber mempertanyakan penundaan kompetisi hanya sampai awal April. Sebab dia khawatir penundaan yang hanya sampai awal April akan semakin memperburuk situasi lebih lama.
Ketua Eksekutif Liga Premier mengeklaim sudah memperkirakan tantangan yang akan dihadapi jika puncak Corona akan terjadi pada Juni. Menurut dia, penundaan kompetisi akan memberikan waktu untuk memikirkan potensi kerugian dan mencarikan solusi.