REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah menggelar rapat dengan jajaran Forkopimda Plus terkait antisipasi penyebaran virus corona. Khofifah menyatakan, rapat tersebut memutuskan pihaknya tidak akan menutup tempat keramaian seperti area wisata serta fasilitas umum di Jatim.
Hanya saja, kata dia, kesiapsiagaannya akan diperkuat. Yakni dengan penyediaan thermal gun atau alat pengukur suhu tubuh, hand sanitizer, serta alat cuci tangan dengan menambah jumlah wastafel maupun pipa air.
"Kita tidak akan menutup tempat wisata tetapi kita melakukan berbagai kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara bersama- sama. Apakah tempat wisata, mall atau plaza, atau pasar-pasar tradisional," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu (14/3).
Bagi pemilik hotel atau pusat perbelanjaan, kata Khofifah, mereka harus menyiapkan thermal gun, dan hand sanitizer. Khofifah juga meminta mereka menyiapkan tempat cuci tangan dan menyiapkan masker jika sewaktu- waktu dibutuhkan.
"Meski demikian kami tetap anjurkan agar sementara waktu sebaiknya menghindari tempat keramaian," ujar Khofifah.
Selain itu, lanjut Khofifah, fasilitas umum seperti airport, pelabuhan, hingga stasiun juga akan diperkuat kesiapsiagaannya dengan cek thermal gun serta cuci tangan ataupun hand sanitizer. Dia mengaku telah meminta PT. KAI untuk menyiapkan thermal gun di tiga stasiun besar di Jatim, yaitu di stasiun Pasar Turi, stasiun Gubeng, dan stasiun Malang.
"Jadi penumpang yang akan berangkat semuanya harus sudah di cek dengan thermal gun. Ini juga berlaku di bandara maupun pelabuhan, dan akan dikembangkan di terminal bus, mengingat keterbatasan alat thermal gun," ujar Khofifah.
Khusus di area pendidikan seperti sekolah, Pemprov Jatim tidak meliburkan sekolah. Akan tetapi, kata dia, masing-masing sekolah juga diminta melakukan kewaspadaan. "Kita minta waspada di sekolah-sekolah juga diharapkan mereka memiliki tambahan wastafel atau pipa air untuk cuci tangan kemudian ada hand sanitizer serta menyiapkan masker seperlunya," ujar Khofifah.
Khofifah melanjutkan, rapat yang digelar di Gedung Negara Grahadi tersebut juga memutuskan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono menjadi Dansatgas penanganan Covid- 19 di tingkat provinsi. Dansatgas nantinya memiliki tugas yakni melakukan deteksi dini bersama instansi terkait lewat posko aduan yang terstruktur. Mulai dari tingkat desa kecamatan, kabupaten/ kota, hingga provinsi.
"Posko ini menjadi penting untuk menjadi referensi bagi masyarakat yang ingin mengkonfirmasi atau mungkin yang menemukan tanda-tanda yang dikhawatirkan itu menjadi penanda indikasi virus corona," kata Khofifah.