Ahad 15 Mar 2020 05:50 WIB

Prancis Tutup Toko, Restoran, dan Fasilitas Hiburan

Prancis telah memerintahkan penutupan sekolah mulai Senin (16/3).

Rep: Umi Nur Fadillah/ Red: Agung Sasongko
Pengumuman tentang virus corona di Mullhouse, Prancis, Senin (9/3).(AP Photo/Jean-Francois Badias)
Foto: AP Photo/Jean-Francois Badias
Pengumuman tentang virus corona di Mullhouse, Prancis, Senin (9/3).(AP Photo/Jean-Francois Badias)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Prancis menutup sebagian besar toko, restoran, dan fasilitas hiburan mulai Sabtu (14/3) tengah malam waktu setempat. Perdana Menteri Edouard Philippe mengumumkan pemerintah meminta masyarakat tinggal di rumah, karena penyebaran virus corona yang semakin cepat di negara itu.

Dalam sebuah konferensi pers, Philippe mengatakan sebanyak 91 orang meninggal dunia dan hampir 4.500 orang terinfeksi di Prancis. “Saya telah memutuskan untuk menutup semua lokasi yang tidak perlu, terutama kafe, restoran, bioskop, klub malam dan toko. Kita harus benar-benar membatasi gerakan kita,” kata dia, Sabtu (14/3).

Pengecualian untuk larangan toko akan mencakup toko makanan, apotek, dan pompa bensin. Philippe mengatakan pemerintah tidak punya pilihan, karena terlalu banyak orang masih keluar dengan tidak menerapkan langkah-langkah yang diumumkan baru-baru ini, termasuk menjaga jarak aman satu sama lain. Hal itu disebut mempercepat penyebaran Covid-19.

Prancis telah memerintahkan penutupan sekolah mulai Senin (16/3) dan menyarankan orang di atas usia 70 tahun tinggal di rumah. Philippe mengatakan angkutan umum tetap terbuka, tetapi pemerintah mengharapkan perusahaan menempatkan kebijakan sistem bekerja dari rumah.

Presiden Emmanuel Macron pekan lalu memutuskan untuk melanjutkan pemilihan. Alasannya, sangat penting sistem demokrasi terus berfungsi, meskipun ada beberapa kritik dan kekhawatiran tentang kemungkinan orang terinfeksi di tempat pemungutan suara. Kepala otoritas kesehatan masyarakat Prancis, Jerome Salomon mengatakan ada peningkatan pesat dalam kasus-kasus serius, termasuk 300 orang dalam perawatan intensif, setengah dari mereka berusia di bawah 60 tahun.

“Sampai saat ini, belum ada kesadaran yang cukup oleh perempuan dan laki-laki Prancis tentang pentingnya peran mereka dalam menghadapi virus. Ini mendesak. Sekaranglah saatnya untuk mengubah perilaku kita,” ujar dia.

Dia mengajak masyarakat melakukan berbagai hal menunda atau memperlambat atau memotong kurva epidemi corona. Pemerintah ingin menghindari situasi yang membuat rumah sakit kewalahan sejumlah kasus serius. Sistem kesehatan Italia sangat tegang, akibat wabah virus corona di sana.

“Saya sadar akan upaya dan pengorbanan yang kami minta, tetapi saya memiliki keyakinan bahwa rakyat Prancis akan memiliki kapasitas untuk memahami keseriusan saat ini,” kata Philippe. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement